Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/12/2021, 12:26 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

KOMPAS.com -  Rempah-rempah yang menjadi identitas kuliner Indonesia menarik perhatian berbagai negara untuk datang ke Indonesia. 

Banyaknya pendatang yang berkunjung dan bahkan menetap di Indonesia sejak zaman dahulu menciptakan asimilasi budaya dengan kuliner lokal. 

Sejarawan Kuliner Universitas Padjadjaran Fadly Rahman mengatakan, terdapat banyak bukti sejarah terkait tumbuh kembang kuliner Nusantara.

"Jika dilihat dari sejarah, ini  sudah berlangsung lama,"  kata Fadly dalam webinar Bincang-Bincang Kuliner Kegemaran Presiden RI Ke-1 pada Kamis (16/12/2021).

"Jika dilihat dari bukti-bukti tertulis, sejarah kuliner itu sudah ada dalam naskah-naskah dan prasasti Hindu-Buddha," jelasnya. 

Beberapa kuliner pada zaman Hindu-Buddha yang masih ada sampai sekarang dan menjadi favorit Presiden Soekarno yaitu pecel, sambal, rawon, dan dawet.

Ia mengatakan, sejarah tumbuh kembang kuliner Nusantara ini mulai ada sejak datangnya berbagai pengaruh dari luar ke Nusantara.

Baca juga:

Makanan pengaruh Timur Tengah dan India

Ilustrasi gulai daging kacang hijau.DOK.SHUTTERSTOCK/HANIFAH KURNIATI Ilustrasi gulai daging kacang hijau.

Saat ajaran Islam masuk ke Nusantara, terdapat beberapa negara yang turut berpengaruh kepada membawa budaya kuliner asal seperti dari Jazirah Arab dan India.

Makanan seperti kari dan gulai merupakan makanan yang hadir setelah negara Jazirah Arab dan India menyebarkan ajaran Islam di Nusantara. 

Sampat saat ini makanan tersebut masih ada dan identik dengan makanan khas wilayah Sumatera.

Baca juga:

Makanan pengaruh Eropa

Kuliner yang merupakan hasil asimilasi budaya Eropa di Indonesia, seperti: sop, perkedel, dan bistik. Tidak hanya makanan, Eropa juga membawa pengaruh berupa cara makan.

"Seperti prasmanan, makan menggunakan meja. Pada aslinya budaya makan di Nusantara itu tidak menggunakan meja, tidak menggunakan peralatan makan seperti sendok dan garpu,"  jelas Fadly.

Menurutnya, berbagai pengaruh yang datang ke Nusantara masih tetap bertahan hingga sekarang. Hal ini lah yang menjadi identitas kuliner Indonesia sekarang. 

Baca juga:

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com