KOMPAS.com - Keberadaan kuliner Indonesia dari era pemerintahan Presiden Soekarno adalah hal yang paling disorot.
Demi keberlanjutan kuliner Indonesia, Presiden Soekarno tidak hanya mendorong masyarakat untuk melestarikan kuliner Indonesia melainkan juga dimulai dari jajaran pejabat di pemerintahan.
Sejarawan Universitas Padjadjaran Fadly Rahman dalam webinar "Bincang-Bincang Kuliner Kegemaran Presiden RI Ke-1 Soekarno" pada Kamis (16/12/2021) mengatakan, Presiden Soekarno menjadikan pangan sebagai simbol diplomasi kebudayaan.
Hal ini dapat dilihat dari bagaimana tindakan yang dilakukan oleh Soekarno dalam memperkenalkan pangan dan kuliner Indonesia ke mata dunia.
Baca juga:
"Bung Karno juga menggunakan makanan sebagai simbol identitas bangsa, misalnya dalam beberapa pidatonya, beliau kadang menyelipkan soal makanan-makanan Indonesia," kata Fadly.
Saat sedang berpidato, Bung Karno pernah menyelipkan kalimat "Saya tidak suka bistik, tapi saya suka makanan asli Indonesia," setelah itu ia menyebutkan kuliner Indonesia satu persatu.
Tidak hanya itu, Presiden Soekarno juga mendorong ibu-ibu di kabinetnya untuk bangga dengan kuliner Nusantara agar makanan khas Indonesia tetap eksis.
"Presiden Soekarno miris melihat ibu-ibu Darmawanita pada saat itu, sangat bangga dengan kue dari Eropa, ketika kita baru saja lepas dari penjajahan Belanda," kata Fadly.
Tindakan tersebut menjadi bukti bahwa Presiden Soekarno menjadikan makanan sebagai simbol identitas kebangsaan yang harus dijaga.
Baca juga:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.View this post on Instagram