Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Filosofi Pisang Raja dalam Hantaran Pernikahan Jawa

Kompas.com - 03/12/2021, 18:02 WIB
Lea Lyliana

Penulis

KOMPAS.com - Selain kue tradisional, buah-buahan juga wajib dibawa untuk hantaran pernikahan. Salah satu jenis buah yang harus dibawa yaitu pisang raja. 

Pisang raja dalam hantaran pernikahan memiliki filosofi khusus. Tak hanya pada hantaran tapi tarub atau ornamen dekorasi di samping kursi mempelai pun menyematkan pisang raja untuk hiasannya. 

Baca juga:

Murdijati Gardjito atau akrab disapa Bu Mur, guru besar Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Gajah Mada menjelaskan bahwa makanan hantaran pernikahan pada dasaranya adalah kudapan yang manis dan lengket.

Itulah sebabnya pisang raja umum digunakan sebagai hantaran pernikahan. Sebab jika dibandingkan dengan jenis pisang lainnya rasa pisang raja adalah yang termanis. 

"Pisang raja itu rasanya paling manis, karena kandungan gulanya paling tinggi kalau dikupas secara keilmuan," jelas Mur kepada Kompas.com, Rabu (01/12/2021).

Ilustrasi pisang raja sanggan. SHUTTERSTOCK/ kalilipatvideoart Ilustrasi pisang raja sanggan.

Di samping itu, pisang raja juga merupakan simbol dari kebesaran dan harapan yang baik. Oleh karenanya, hantaran pernikahan Jawa wajib menggunakan pisang raja.

"Jadi orang mengirim pisang raja itu untuk keperluan yang membutuhkan simbol kebesaran, kemanisan, kebahagiaan, dan harapan yang baik," tambah Mur. 

Baca juga:

Pengemasan pisang raja untuk hantaran dan filosofinya

Penggunaan pisang raja untuk hantaran jika bisa asal-asalan. Baik dari pengemasan maupun jumlahnya pun harus diperhitungkan. 

Menurut Mur pisang raja yang digunakan untuk hantaran harus setangkep atau sesisir. Sebab hal tersebut merupakan perwujudan dari pengharapan kepada Tuhan. 

"Lalu pisang rajanya itu mesti setangkep. Setengkep itu seperti tangan yang menengadah ke atas, nah itu mengharapkan anugrah Tuhan untuk semua harapan baik yang ditunggu-tunggu. Itu diharapkan datang dari Tuhan yang Maha Esa," tutur Mur. 

Ilustrasi pisang raja untuk hantaran atau disebut pisang sanggan. SHUTTERSTOCK/ Widya Amrin Ilustrasi pisang raja untuk hantaran atau disebut pisang sanggan.

Selain itu, pisang raja juga juga harus ditali dengan benang katun yang tidak ada sambungannya. Harapannya agar doa yang dipanjatkan terus mengalir dan didengar oleh Tuhan.

"Lalu kemudian pisang itu ditali dengan lawe, benang katun yang tidak ada sambungannya," kata Mur.

"Itu artinya supaya harapan itu selalu dipanjatkan kepada Tuhan tanpa berhenti, tidak ada ujung pangkalnya dan warnanya putih itu menyatakan niatnya yang suci," tambahnya.

Baca juga:

Dalam kemasan pisang raja untuk hantaran juga harus bunga setaman. Bunga setaman ini merupakan simbol dari harapan serta niat baik untuk menjalin hubungan. 

"Terus ditengah pisang itu ada kembang setaman, suruh ayu sama aneka bunga yang wangi. Nah itu juga sebetulnya harapan itu disertai niat yang baik dan juga menggunakan suasana hati yang sangat enak. Itu disimbolkan dengan sirih," tutur Mur. 

Lalu, aroma bunga yang harum adalah wujud dari harapan, kebahagian, serta kemuliaan dari pernikahan.

Baca juga: Berkemasan Cantik, Usaha Kue Tradisional di Yogyakarta Ini Layani Hantaran

 

Saat acara pernikahan berlangsung, bunga tersebut akan disebarkan di area pernikahan. Menurut Mur bunga yang disebar merupakan suatu harapan agar keluarga dan lingkungan sekitarnya mendapatkan berkah yang sama. 

"Lalu bunga itu menyebarkan bau harum, harapannya itu kebahagiaan, kesukaan, lalu kemuliaan. Mudah-mudahan disebarkan ke lingkungan keluarga sekitarnya sehingga semuanya mendapatkan barokah yang sama," tutupnya. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Foodplace (@my.foodplace)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com