Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 02/12/2021, 22:02 WIB
Penulis Lea Lyliana
|

KOMPAS.com - Ada satu hal yang wajib dibawa saat acara lamaran dan pernikahan Jawa, yaitu makanan hantaran. 

Jenis makanan yang dibawa untuk hantaran cukup beragam, rata-rata adalah kue tradisional.

Kendati demikian sebetunya hanya ada empat komponen penting yang perlu dibawa untuk hantaran. Sisanya adalah pelengkap saja. 

Baca juga:

Ilustrasi wajik berbentuk hati untuk hantaran pernikahan. SHUTTERSTOCK/ByRazifNasir Ilustrasi wajik berbentuk hati untuk hantaran pernikahan.

Murdijati Gardjito atau akrab disapa Bu Mur, guru besar Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Gajah Mada kepada Kompas.com mengatakan bahwa pada dasarnya makanan yang dibawa untuk hantaran pernikahan yakni terbuat dari ketan dan atau rasanya manis.

"Jadi dua kata kunci dalam makanan hantaran itu pasti lekat dan pasti manis," terang Mur kepada Kompas.com, Rabu (01/12/2021). 

Filosofi kue tradisional untuk hantaran

Pemilihan kue tradisional yang digunakan untuk hantaran bukanlah tanpa alasan, melainkan ada filosofi khusus.

Menurut Mur kue tradisional ini merupakan bentuk dari doa dan harapan mempelai agar dapat hidup bahagia. 

"Dalam hal hantaran pengantin, ini yang diharapkan nanti calon pengantinnya akan membentuk keluarga yang sakinah, mawadah, dan seterusnya," ujarnya. 

"Karena pengharapan yang timbul, masa depan itu selalu diisi dengan hal-hal yang membahagiakan dan menyenangkan," tambah Mur. 

Baca juga:

 

Tak hanya itu, kue tradisional yang dibawa untuk hantaran pun menjadi simbol pemersatu keluarga mempelai laki-laki dan perempuan.

Itulah sebabnya yang dibawa adalah makanan lengket yang terbuat dari beras ketan. 

"Lalu yang kedua, harapannya adalah bahwa dua keluarga ini akan menyatu seperti halnya pengantin perempuan dan laki-laki. Untuk itu, perlu ada sarana untuk merekatkan atau mendekatkan hubungan satu sama lain, lah itu disimbolkan dengan ketan," kata Mur.

"Ketan itu kalau mentah pisah-pisah, tapi begitu dimasak itu menjadi sesuatu yang lengket," tambahnya. 

Ilustrasi jadah berbentuk bunga. INSTAGRAM/ Qila Snack Ilustrasi jadah berbentuk bunga.

Macam kue tradisional untuk hantaran

Saat acara lamaran atau pernikahan, keluarga laki-laki biasanya membawa banyak makanan hantaran. Namun demikian sebetulnya hanya ada empat makan wajib yang perlu dibawa. 

Makanan pertama yang perlu dibawa adalah jadah. Kudapan ini merupakan simbol dari kerekatan hubungan dua keluarga.

"Lalu makanannya itu tadi ada jadah. Jadah itu kan terbuat dari ketan yang ditanak diberi santan, kemudian ditumbuk tapi tidak sampai hancur. Ditumbuknya setelah matang sehingga dia lekat dan menyatu, tetapi butirannya masih jelas," terang Mur. 

Baca juga:

Kemudian, ada pula jenang cokelat yang bentuknya mirip seperti dodol. Kue tradisional ini adalah simbol dari persatuan dua keluarga yang telah menikah.

"Lalu jenang alot, jenang cokelat yang mirip dodol. Lah itu dari tepung ketan, itu sumber supaya persatuan betul-betul terjadi lalu tercipta rasa baru; liat, manis, legit," tutur Mur. 

Ilustrasi kue wajik. SHUTTERSTOCK/IKA RAHMA H Ilustrasi kue wajik.

Selanjutnya adalah wajik. Wajik yang dibawa untuk hantaran pernikahan Jawa mestinya berwarna coklat, bukan merah muda atau hijau. 

Sebab, wajik berwarna merah muda dan hijau adalah perlambangan etnis Tionghoa.

"Kemudian ada wajik. Lah wajik itu tidak ditumbuk cuma dinet-net saja pakai tangan, warnanya cokelat, rasanya manis, masih kelihatan butirnya, tetapi butirnya masih menyatu. Persatuan itu membuat cita rasa yang seperti dimiliki oleh wajik itu," ungkap Mur. 

"Kalau yang warnanya hijau sama pink itu adalah wajiknya etnisnya China. Itu sudah beda etnis, kalau Jawa pasti cokelat," tambahnya. 

Baca juga:

Selain ketiga kue tradisional tersebut, kamu pun perlu membawa pisang raja. Menutur Mur pisang raja adalah jenis pisang termanis. 

Oleh sebab itu, pisang raja kerap dikaitkan dengan simbol kebesaran, kemanisan, serta doa yang baik. 

"Pisang raja itu rasanya paling manis, karena kandungan gulanya paling tinggi kalau dikupas secara keilmuan. Jadi orang mengirim pisang raja itu untuk keperluan yang membutuhkan simbol kebesaran, kemanisan, kebahagiaan, dan harapan yang baik," tutup Mur. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Foodplace (@my.foodplace)

 

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+