Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/11/2021, 17:50 WIB
Inang Sh ,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Susu kental manis merupakan salah satu produk olahan susu yang sering digunakan masyarakat Indonesia.

Selain dikonsumsi sebagai pelengkap minuman kopi atau teh, susu kental manis juga banyak digunakan sebagai topping atau bahan taburan untuk menú sarapan.

Sebagai contoh, produk ini biasa digunakan sebagai topping pada panekuk, campuran pada bubur kacang hijau dan sereal, hingga penambah rasa pada smoothie buah-buahan.

Meski bermanfaat sebagai salah satu menú sarapan di awal hari, terdapat beberapa mitos seputar susu kental manis.

Berkenaan dengan itu, Kompas.com menghimpun tiga mitos tentang susu kental manis dan membandingkan dengan fakta-fakta sebenarnya.

Baca juga: Susu Kental Manis Buat Sarapan Keluarga Makin Nikmat dan Ceria

1. Susu kental manis mengandung susu

Susu kental manis yang bertulisan “Full Cream” di kemasannya mengandung enam persen susu asli. Susu kental manis berasal dari susu sapi yang sebagian kandungan airnya diuapkan, lalu diberi tambahan gula sebagai pengawet alami dan menjaga tekstur kental produk ini.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menyatakan, susu kental manis adalah produk susu yang memiliki kadar lemak susu tidak kurang dari 8 persen dan kadar protein tidak kurang dari 6,5 persen. Hal ini sesuai dengan Peraturan Kepala (Perka) BPOM Nomor 34 Tahun 2019 tentang Kategori Pangan.

Oleh karenanya, susu kental manis aman dan cocok sebagai bahan untuk campuran yang membuat sarapan keluarga menjadi lebih nikmat.

2. Penggunaan susu kental manis masih aman

Mitos lainnya adalah susu kental manis bisa meningkatkan risiko kegemukan dan diabetes karena kandungan gulanya yang tinggi. Faktanya hingga saat ini tidak ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa susu kental manis menyebabkan kegemukan dan diabetes.

Baca juga: Susu Kental Manis Bikin Sarapan Fit dan Bugar

Dilansir kominfo.go.id, Senin (9/9/2019), Pakar Gizi sekaligus Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (PKGK UI) Achmad Syafiq menyatakan, pemicu kegemukan adalah rendahnya aktivitas fisik, rendahnya asupan serat, dan tingginya asupan energi total. Jadi bukan dari satu jenis pangan.

Adapun susu kental manis tetap aman bila dikonsumsi sesuai kebutuhan normal setiap orang dan proses produksinya higienis. Dengan kata lain, susu kental manis aman bila dikonsumsi sesuai takaran dan hanya sebagai topping pelengkap, atau bukan jadi sumber makanan utama.

Hal ini dibenarkan Pakar Gizi Senior dari Rumah Sakit Medistra, dr Cindiawati J Pudjiadi MARS, MS, SpGK. Ia pun mengimbau agar penggunaan sebagian besar produk susu dan olahannya, termasuk susu kental manis dapat mengikuti saran penyajian.

"Produk olahan pangan baik yang beku maupun kemasan vakum tetap aman dikonsumsi selama konsumen cermat memilih produsen yang memastikan proses produksi higienis dan aman. Lebih baik lagi, bila ada izin BPOM atau registrasi produk industri rumah tangga (P-IRT)," jelas dr. Cindy, kepada media.

3. Susu kental manis bisa dikonsumsi, walaupun diseduh

Dikutip dari kominfo.co.id, Senin (20/9/2021), Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM Rita Endang mengaku tidak pernah mengatakan susu kental manis tidak boleh diseduh.

Baca juga: Ini Batas Aman Konsumsi Susu Kental Manis Menurut Ahli Gizi

“Susu kental manis dapat digunakan sebagai topping pelengkap, atau campuran pada makanan atau minuman," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com