Lily mengatakan, penyakit obesitas yang disebabkan oleh seringnya mengonsumsi makanan cepat saji juga dapat memicu timbulnya penyakit lain. Salah satunya adalah diabetes.
"Itu (makanan cepat saji) kolesterolnya tinggi, bisa juga diabetes gitu, tergantung keparahan obesitasnya sampai mana," jelas Lily.
"Jadi obesitas itu menjadi jalan masuk penyakit tidak menular yang lain, penyakit yang terkait metabolis sindrom," lanjutnya.
Baca juga: Restoran Cepat Saji asal Filipina Jollibee Tutup 255 Restoran
Selanjutnya, makanan cepat saji yang dibuat dari bahan tidak berkualitas baik, menurut Lily, bisa saja memicu risiko penyakit kanker pada seseorang.
"Kalau misalnya nih, minyak yang dipakai itu berkali-kali pemakaian, jadi minyaknya teroksidasi sehingga banyak radikal bebas di situ," katanya,
Perusahana makanan cepat saji besar, ia sebutkan sudah ada standar operasional pengunaan minyak goreng.
Sayangnya, Lily mengatakan, saat ini cukup banyak gerai makanan cepat saji di pinggir jalan yang kurang memerhatikan kualitas bahan yang digunakan.
"Kalau memang minyaknya dipakai berkali-kali sampai hitam gitu, bisa juga dia memicu kanker karena di situ banyak radikal bebasnya," jelas Lily.
Hal ini juga didukung dengan kurangnya konsumsi sayuran, yang sulit ditemui di makanan cepat saji.
"Sayur itu kan fungsinya untuk menetralisir radikal bebas tadi karena ada antioksidannya," pungkasnya.
Baca juga: Jangan Makan Jengkol Terlalu Banyak, Bahaya untuk Ginjal
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.