KOMPAS.com - Selain praktis, fast food atau makanan cepat saji juga banyak digemari karena cita rasa enak dan harga makanan yang cenderung murah.
Namun, di balik kelebihan makanan cepat saji tersebut, Staf Pengajar Prodi S1 Gizi Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM, Lily Arsanti Lestari mengatakan bahwa makanan cepat saji tidak boleh terlalu sering dikonsumsi.
"Layak sih untuk dimakan tetapi jadi tidak sehat ketika dia dimakan tiap hari, misalnya, karena kebutuhan gizi kita harus seimbang," kata Lily kepada Kompas.com, Selasa (19/10/2021).
Lily mengatakakan, makanan cepat saji sebaiknya dikonsumsi sebanyak satu kali dalam satu atau dua minggu.
Jika terlalu sering mengonsumsi makanan cepat saji, ia menuturkan, kemungkinan akan timbul beberapa penyakit akibat mengonsumsi makanan cepat saji, seperti berikut ini.
Baca juga:
Lily mengatakan, terlalu sering mengonsumsi makanan cepat saji dapat menyebabkan obesitas atau kelebihan berat badan.
Hal itu disebabkan oleh kandungan gizi makanan cepat saji yang tidak seimbang dengan kebutuhan manusia.
"Karena tadi dia tinggi kalori, tinggi lemak, kemudian tinggi natrium, dari sisi kalori sama lemak itu nanti kita berpotensi kena obesitas dan lemak atau kegemukan," kata Lily.
Baca juga: Panduan Makan di Taco Bell Indonesia, Restoran Cepat Saji Makanan Meksiko
Tingginya kandungan natrium dalam beberapa makanan cepat saji, menurut Lily, dapat menimbulkan penyakit hipertensi pada seseorang.
"Kemudian penyakit sindrom metabolis yang lai, misalnya hiperlipid," tutur Lily.
Baca juga: Restoran Cepat Saji ala Jepang Baru dari Tarra Budiman
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.