Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/10/2021, 20:13 WIB
Lea Lyliana

Penulis

KOMPAS.com - Lemper umumnya dapat disantap hingga tiga hari setelah dibuat. Jika ingin lebih awet, kamu bisa menyimpannya di kulkas lalu dibakar sebelum disajikan. 

Kendati demikian ada beberapa hal yang membuat lemper cepat basi. Salah satunya yakni pembuatan dengan alat yang kurang bersih. 

Pemilik usaha hamper jajan pasar 15MinuteCooking, Wita Lawin, membagikan beberapa penyebab lemper cepat basi. Berikut uraian dari penjelasannya. 

Baca juga:

1. Cara aron 

Ilustrasi proses penirisan beras ketan sebelum dikukus. PIXABAY/ MATHEE SUNARONG Ilustrasi proses penirisan beras ketan sebelum dikukus.

Salah satu penyebab lemper cepat basi yakni cara mengaron yang keliru. Perlu diketahui bahwa beras ketan untuk lemper harus diaron dengan santan hangat.

Jika tidak beras ketan tak akan mengembang. Selain itu, proses pencampuran juga harus dilakukan sampai santan benar-benar habis supaya beras ketannya matang sempurna.  

"Dikukus dulu beras ketan terus setelah setengah mateng dicampur sama santan yang masih hangat, dibiarkan sampai airnya asat dulu," ungkap Wita. 

Baca juga:

2. Isian yang masih basah

Berbeda dengan isi arem-arem yang nyemek, isian lemper harus dimasak sampai benar-benar kering supaya tidak cepat basi. 

"Isian yang masih basah itu biasanya bikin lemper cepat basi, " jelas Wita.

"Makanya isian lemper ini enggak boleh nyemek. Karena kalau dia nyemek-nyemek gitu justru bikin cepat basi. Karena si lemper ini kan enggak dikukus lagi," tambahnya. 

Ilustrasi lemper abon.SHUTTERSTOCK/DANY KURNIAWAN Ilustrasi lemper abon.

 

3. Bungkus lempernya kotor  

Hal lain yang tak kalah krusial yakni memastikan bahwa alat yang digunakan pun bersih. Termasuk pembungkus atau daun pisangnya.

"Sebenarnya kalau cara bikinnya benar dan bersih sih bisa awet," ungkap Wita.

Baca juga:

Untuk membungkus lemper, sebaiknya gunakan daun pisang yang bersih. Daun pisang tersebut harus dilap dan dibakar dulu di atas api agar bakterinya mati. 

"Kalau saya dilap dulu, dipanasin di atas api, biar bakterinya mati. Terus dilap lagi, baru dipakai buat bungkus," pungkasnya. 

 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Foodplace (@my.foodplace)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com