Soto Sadang Lama, Makanan Legendaris Purwakarta dari 1974

KOMPAS.com - Soto sadang bisa masuk dalam daftar wisata kuliner di Purwakarta, Jawa Barat, selain sate maranggi.

Salah satu kedai terkenal yang menjual soto sadang di Purwakarta adalah Soto Sadang Lama. Warung makan legendaris ini buka sejak 1974 dan terkenal sejak 1977.

Pemilik Soto Sadang Lama, Wawan Ernawan (58) mengatakan banyak pelanggan yang datang dari berbagai wilayah untuk menyantap soto sadang.

Wawan yang merupakan generasi kedua penerus usaha Soto Sadang Lama ini setelah awalnya adalah sang ibunda bernama Siti Fatimah atau biasa disapa Ambu.

Baca juga:

• Resep Sate Maranggi Purwakarta, Pakai Daging Kambing Muda
• Resep Sambal Oncom Khas Jawa Barat, Bisa untuk Isian Combro

"Soto ini memang beda dari soto lain karena memang kami memiliki bumbu khusus yang dijamin siapa saja yang makan di sini bisa berkeringat," ujar Wawan dikutip dari TribunJabar.com, Senin (5/4/2021).

Ada dua kuah soto yang tersedia di Soto Sadang Lama, yaitu kuah santan dan kuah bening.

"Kalau untuk rasa gurih lebih ke kuah santan, sedangkan untuk kesegaran ada pada kuah bening. Jadi, tergantung selera pembeli," kata Wawan.

Isian soto sadang bisa diminta sesuai selera konsumen, ada isian daging, ayam, kaki sapi, babat, dan campur.

Soto sadang pada dasarnya sangat sederhana, selain dilengkapi protein hanya dilengkapi tomat, emping, dan daun bawang. Namun demikian, rasa soto sadang mampu membuat pelanggan ketagihan.

Seporsi soto di Soto Sadang Lama dihargai Rp 35.000. Soto Sadang lama beralamat di Jalan Raya Sadang atau patokannya di bawah jembatan layang Sadang, Purwakarta.

Baca juga:

• Resep Sambal Cibiuk Khas Garut, Jodohnya Lalapan
• 6 Sate Maranggi di Purwakarta yang Terkenal, Salah Satunya Haji Yetti

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Jalan-jalan ke Purwakarta? Anda Harus Coba Soto Sadang, Ada Sejak Puluhan Tahun Lalu, Rasanya . . .,

https://jabar.tribunnews.com/2021/04/05/jalan-jalan-ke-purwakarta-anda-harus-coba-soto-sadang-ada-sejak-puluhan-tahun-lalu-rasanya?page=1. 

Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: taufik ismail