Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menparekraf Sebut Sektor Kuliner Sumbang 42 Persen Pendapatan Negara Saat Pandemi

Kompas.com - 14/09/2021, 19:27 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan bahwa subsektor ekonomi kreatif kuliner menyumbang kontribusi pendapatan negara yang tinggi sebesar 42 persen.

"Beberapa data kami menunjukan bahwa sektor pariwisata turun 80 persen dari segi devisa, dan lapangan kerja terkikis hampir tujuh persen," kata Sandiaga dikutip dari Antaranews.com, Selasa (14/9/2021).

Sandiaga menyebutkan kontribusi ekonomi kreatif Indonesia berhasil menempati tiga besar dunia dengan jumlah total Rp 1.100 triliun. Nilai tersebut di awah Amerika Serikat dan Korea Selatan.

Baca juga:

Selain kuliner yang menyumbang kontribusi pendapatan negara 42 persen, ada fesyen yang mememberi kontribusi 18 persen dan kriya 15 persen.

Sandiaga mengatakan subsektor kuliner memiliki peluang yang sangat besar untuk memajukan industri pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia.

"Kuliner juga lah yang memiliki dominasi dari 20 juta lapangan kerja di sektor ekonomi kreatif ini sendiri," jelasnya.

Ilustrasi kuliner Indonesia.Dok. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ilustrasi kuliner Indonesia.

Ia menyebutkan saat pandemi harus ada perubahan pandangan bukan hanya bertahan, melainkan melihat peluang.

Menparekraf juga mengapresiasi para pelaku subsektor ekonomi kreatif lainnya padamasa pandemi ini.

Menurutnya, ada peluang yang justru timbul dari kreativitas dan imajinasi para pelaku ekraf yang tidak terbatas kala pandemi.

"Kita meyakini jika trajectory kita bisa terfasilitasi, ini adalah kemampuan kita beradaptasi pasca-pandemi. Indonesia bisa menjadi ekonomi keempat di tahun 2045," paparnya.

Apalagi menurutnya Indonesia mendapat keuntungan melalui bonus demografi.

Program Spice Up the World

Pemerintah melalui program "Indonesia Spices Up the World" ingin mengglobalkan kuliner Indonesia yang kaya akan rempah dan cita rasa khas Nusantara.

Program ini pun ditargetkan untuk menjangkau diaspora Indonesia di luar negeri dengan sebanyak kurang lebih 4.000 restoran masakan Indonesia sebagai ujung tombak promosi kuliner Tanah Air.

Baca juga:

"Dari lidah turun ke hati, dari hati ke kepala, lalu ke dompet (untuk berbelanja dan berwisata)," jelas Sandiaga.

Menurutnya saat kulinernya sudah mendapatkan tempat di masyarakat dunia, maka membuka potensi pariwisata, perdagangan, dan investasi.

"Dari situlah akhirnya ekonomi bisa digerakkan dengan buka lapangan kerja seluas-luasnya," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com