Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Tuna Bluefin Mahal dan Tidak Ada dalam Kemasan Kaleng?

Kompas.com - 07/09/2021, 16:07 WIB
Maria Bella Evangelica Kapojos,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tuna memiliki banyak varian, salah satunya bluefin atau tuna sirip biru. Jenis tuna ini dinilai sebagai jenis ikan tuna yang bisa dijual dengan harga paling mahal.

Dilansir dari CNN, Kiyoshi Kimura adalah seorang pemilik restoran sushi yang membayar sebesar 336,6 juta yen atau sekitar Rp 44 miliar (kurs September 2021) untuk 278 kilogram tuna sirip biru pada lelang tahun baru di pasar ikan Toyosu, Tokyo.

Lantas, mengapa harga tuna sirip biru dikategorikan sebagai ikan paling mahal?

Dilansir dari Mashed, terdapat beberapa alasan mengapa tuna sirip biru dijual dengan harga mahal.

Baca juga:

Ilustrasi potongan filet ikan tunaShutterstock/meanmachine77 Ilustrasi potongan filet ikan tuna

1. Stok terbatas dan permintaan tinggi

Tuna sirip biru termasuk jenis tuna yang paling banyak dicari walaupun harga yang ditawarkan terbilang mahal.

Tuna sirip biru banyak ditangkap orang atau nelayan karena banyak dicari penikmatnya.

Hal ini membuat stok tuna sirip biru di laut menjadi menipis karena ikan ini tidak dapat berkembang biak di penangkaran.

Baca juga:

2. Memiliki ukuran terbesar dan sangat kuat

Dilansir dari HuffPost, tuna sirip biru memiliki ukuran yang terbesar dari semua tuna. Selain itu, jenis ini juga merupakan tuna yang paling berminyak dan paling lezat.

Para nelayan yang akan menangkap tuna sirip biru harus berhati-hati karena mereka termasuk jenis tuna yang sangat kuat dalam berenang.

Apabila jaring nelayan tidak cukup kuat untuk menangkap tuna sirip biru maka jaring bisa hancur.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com