Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PHRI Ajak Pengusaha Makanan Indonesia Contoh Skema Bisnis Uni Eropa

Kompas.com - 26/08/2021, 14:22 WIB
Silvita Agmasari

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengajak pengusaha Indonesia untuk mempelajari skema industri makanan dan minuman dari Eropa yang mengedepankan standarisasi produk konsumsi.

Setidaknya, ada empat hal yang bisa dicontoh oleh pengusaha makanan dan minuman Indonesia dari pebisnis Uni Eropa. 

"Ini semua tentang kontrol kualitas dan standar," kata etua Bidang Pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) PHRI Alexander Nayoan akrab disapa Alex dikutip dari Antara.

Alex menyebutkan standardisasi dan sertifikasi menjadi hal yang penting di industri makanan, mengingat belum ada kontrol yang ketat terkait aturan sejenis di industri makanan dan minuman Indonesia.

Baca juga: Uni Eropa Promosi Produk Makanan di Indonesia

Ia mencontohkan terkait standardisasi setidaknya pengusaha harus memiliki prasyarat standar kesehatan dan kualitas.

Standarisasi ini sudah diatur oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) melalui sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health,Safety, Enviromental Friendly).

Sementara untuk di industri hotel dan restoran dikenal standar khusus bernama HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point).

Selanjutnya taktik bisnis yang bisa dipelajari dari Eropa oleh Indonesia adalah teknik memasarkan produk.

Baca juga: Rintis Usaha Makanan Saat Pandemi? Simak Tips Branding di Medos Ini

Alex mencontohkan salah satu pemasaran yang bisa dilakukan adalah dengan keterlibatan aktif pemerintah menyalurkan produk- produk dalam negeri untuk bisa menggandeng pasar global.

Pengusaha keripik Hari Mastutik (kanan) mengecek hasil irisan sayur brokoli yang dilakukan pekerjanya di rumah produksi keripik Momchips di Batu, Jawa Timur, Selasa (17/8/2021). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto Pengusaha keripik Hari Mastutik (kanan) mengecek hasil irisan sayur brokoli yang dilakukan pekerjanya di rumah produksi keripik Momchips di Batu, Jawa Timur, Selasa (17/8/2021).

Seperti Uni Eropa, gencar melakukan kerjasama aktif dengan negara lainnya untuk mengenalkan produk makanan mereka lewat berbagai kegiatan dalam waktu berkesinambungan.

Baca juga: Pandemi Tidak Bikin Loyo Ekspor Keripik Sayur dan Buah dari Batu

Taktik industri makanan lainnya yang bisa diadaptasi dari Eropa di Indonesia adalah para pengusaha bisa belajar meningkatkan produktivitas dan kualitas terutama pada bahan makanan.

Ini yang perlu kita belajar, meningkatkan produktivitas sehingga bisa melakukan ekspor dengan lebih banyak namun kualitas terjaga. Hai yang diperhatikan benar- benar menyeluruh mulai dari pembibitan, menana, sampai waktu panennya,” ujar Alex.

Terakhir yang bisa dipelajari dari industri makanan di Eropa dan diterapkan di Indonesia adalah dari segi pengemasannya.

Baca juga: Industri Layanan Makanan di Asia Mulai Beralih ke Cloud Kitchen

Sering kali yang jadi masalah dalam industri makanan dalam negeri saat melakukan ekspor adalah pengemasan yang tidak maksimal sehingga berujung pengusaha yang merugi.

Sebab, barang tidak sampai dengan utuh sampai ke negara tujuan. Barang tersebut dikembalikan lahgi ke Indonesia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com