Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Masak Jojong, Makanan NTT dari Singkong dan Jagung yang Kian Langka

Kompas.com - 25/08/2021, 11:08 WIB
Markus Makur,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi


BORONG, KOMPAS.com- Masyarakat Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, punya makanan tradisional yang disebut jojong. 

Jojong umumnya disajikan saat acara adat, seperti upacara pernikahan atau ritual sebelum musim tanam. Selain itu, jojong terbilang langka. 

"Jojong bisa dari jagung muda atau ubi kayu (singkong) yang dipotong kecil-kecil. Lalu dijemur sampai kering dan tidak mengandung air," kata Mantan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan olahraga Kabupaten Manggarai Timur, Fransiskus Selamat kepada Kompas.com, Rabu, (25/8/2021). 

Baca juga: 4 Cara Olah Singkong agar Empuk, Pulen, dan Merekah

Fransiskus mengenang makanan ini dulu sering ia santap saat masih anak-anak. Umumnya jojong disajikan untuk sarapan keluarga. 

Setelah dikeringkan, singkong atau jagung muda kemudian ditumbuk sampai jadi tepung menggunakan lesung dan alu. 

Umumnya lesung terbuat dari batang pohon nangka atau batang pohon yang tidak mudah pecah. Bagian tengah diberi lubang yang tidak sampai ke dasar batang.

Tumbukan atau alu, dibuat dari batang kayu kukung yang diameternya kecil. 

Baca juga: Jojong, Kuliner Tradisional Flores Barat yang Makin Langka

Selain alu dan lesung, pembuatan jojong juga membutuhkan lewing atau periuk tanah liat dan buku atau bambu yang kulit luar dikupas dengan panjang 20-30 cm.

Saat tepung jagung muda dan singkong sudah jadi, lanjutkan dengan proses masak jojong seperti berikut: 

1. Isi periuk tanah lihat dengan air. Letakkan di atas tungku api. 

2. Ambil buku atau bambu yang kulit luarnya sudah dikupas. Letakkan di atas periuk. Lapisi celah antara mulut periuk dan bambu dengan tanah liat.

3. Isi buku dengan tepung jagung muda atau ubi kayu. Tutup rapat mulut buku dengan medium seperti daun pisang. Nyalakan api dan masak jojong. 

4. Saat jojong sudah masak, biasanya tepung akan naik sampai ke mulut buku. Artinya jojong sudah siap disantap. 

Baca juga: 3 Ciri Singkong yang Bagus, Bekal Bikin Sawut Pulen

Olahan tepung singkong di Manggarai Barat yang juga langka

Masyarakat Manggarai Barat juga mengenal makanan dai bahan singkong yang bernama boko daeng. 

Guru Emilianus Egor dihubungi Kompas.com, Selasa, (24/8/2021) menjelaskan orang Manggarai menyebut ubi kayu dengan bahasa lokalnya daeng, dao, atau sesuai dialek masyarakat setempat.

Cara memasak boko, pertama tepung singkong disaring dan diendapkan di sebuah wadah, seperti periuk atau baskom kecil.

Baca juga: 10 Makanan Pengganti Nasi yang Murah dan Mudah Diolah

Siapkan sendok masak panjang berbahan kayu. Tempelkan ujung sendok kayu ke endapan singkong. Bakar sendok dengan boko di perapian.

Umumnya boko ditambahkan gula merah supaya ada rasa manis. Boko disantap hangat-hangat bersama keluarga atau jadi bekal untuk perjalanan.

"Dulu sewaktu sekolah dasar, Boko merupakan bokong atau bekal yang dibawa ke sekolah untuk bahan makan bersama teman-teman." kata Emilianus Egor.

Namun kini, Emilianus Egor menyebutkan boko sudah tidak dikonsumsi oleh masyarakat di kampung di wilayah Kolang, Kabupaten Manggarai Barat. 

Baca juga: Kenapa Ada Istilah Belum Kenyang Kalau Belum Makan Nasi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com