KOMPAS.com - Tokoh kartun Popeye sempat populer di kalangan generasi X dan Milenial Indonesia.
Popeye si pelaut dikisahkan mengonsumsi bayam kalengan saat dalam kondisi mendesak. Biasanya, saat menolong Olive dari Bluto.
Lantas, Popeye akan memiliki otot yang besar dan kuat sehabis memakan bayam.
Baca juga: 3 Cara Simpan Bayam di Kulkas agar Tidak Mudah Layu
Akan tetapi dari sekian banyak sayur yang kaya vitamin, mengapa Popeye memilih untuk bayam?
Semuanya bermula saat seorang ahli kimia asal Jerman menghitung jumlah zat besi dalam bayam.
Melansir The Kitchnn, ahli kimia asal Jerman bernama Erich Von Wolf diketahui melakukan kesalahan saat menyalin jumlah nutrisi bayam pada 1870.
Baca juga: Resep Sayur Bobor Bayam Labu Putih, Sajikan Pakai Sambal Kelapa
Sebenarnya Von Wolf sudah berhasil mendapatkan jumlah nutrisi bayam yang benar, yaitu 3,5 miligram.
Hanya saja saat akan menyalin angka tersebut ke dalam catatan miliknya, Von Wolf secara tidak sengaja salah menghilangkan titik desimal.
Jumlah zat besi bayam yang seharusnya hanya 3,5 miligram per 100 gram bayam, ditulisnya menjadi 35 miligram per 100 gram bayam.
Baca juga: Cara Membuat Mie Bayam Tanpa Alat Penggiling, Santap dengan Bakso
Ketidaksengajaan Von Wolf kemudian membawa bayam menjadi sayur populer yang dibanggakan selama lebih dari 60 tahun.
Laman History Daily menulis, selama periode tersebut banyak orang yang percaya mereka dapat meningkatkan zat besi secara instan dengan makan bayam.
Nutrisi bayam yang sangat tinggi juga tidak luput dari perhatian studio yang menciptakan kartun Popeye yang diluncurkan pada 1929.
Baca juga: Tips Tanam Bayam dan Kangkung di Rumah, Mana Lebih Cocok untuk Pemula?
Oleh karena nutrisi bayam yang tinggi, makanan itulah yang dipilih sebagai makanan Popeye.
Seiring berjalannya waktu, pada 1937 seseorang berpikir untuk memeriksa hasil hitungan Von Wolf.
Benar saja, ternyata ditemukan salah penempatan titik desimal pada jumlah zat besi bayam.