KOMPAS.com - Pemerintah mulai memberlakukan aturan makan di tempat dengan durasi 20 menit selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 yang berlangsung di sejumlah wilayah.
Peraturan pemerintah terkait pencegahan penambahan angka positif Covid-19 sangat berdampak bagi sejumlah pihak, salah satunya adalah bagi pelaku usaha makanan seperti Rumah Makan (RM) Sederhana.
Dalam pelaksanaan PPKM level 4, RM Sederhana masuk ke dalam kategori restoran sehingga tetap tidak diperbolehkan melayani pembelian makan di tempat.
RM Sederhana hanya melayani pembelian melalui delivery dan takeaway hingga waktu yang belum diketahui.
Baca juga: PPKM Level 4, Warteg Boleh Dine In 20 Menit dan Restoran Hanya Takeaway
"Setiap tamu yang ingin takeaway serta pengemudi ojek online yang datang harus cuci tangan dahulu, lalu periksa suhu tubuh, dan mengantre sampai nomor antreannya dipanggil," jelas Pengelola RM Sederhana Haji Irwan kepada Kompas.com, Selasa (27/7/2021).
Selama masa PPKM level 4 berlangsung, Irwan mengatakan, para karyawan RM Sederhana akan masuk kerja dengan jadwal yang tidak sepadat biasanya.
"Untuk karyawan RM Sederhana di wilayah yang terkena aturan PPKM level 4, kita menyesuaikan jumlah karyawan yang kerja setiap hari. Misalnya, hari ini masuk, besok libur, begitu seterusnya," tutur Irwan.
Baca juga: 5 Restoran Nasi Padang Terkenal di Jakarta, Ada Pagi Sore dan RM Surya
Selain memperhatikan protokol kesehatan, pembatasan jumlah karyawan dalam restoran juga bertujuan untuk menyiasati biaya operasional.
"Kita berusaha sebisa mungkin untuk tidak merumahkan karyawan RM Sederhana," kata Irwan.
Meski demikian, tidak sedikit karyawan yang memilih keluar dari pekerjaan karena pendapatan yang tidak sebanyak biasanya.
"Sampai hari ini kita tidak melakukan pengurangan karyawan tetapi ada beberapa yang tidak siap dengan keadaan dan memilih untuk keluar," ucap Irwan.
Baca juga: Kenapa Nasi Padang yang Dibungkus Porsinya Lebih Banyak?
Irwan menuturkan hal ini bisa terjadi karena sistem upah karyawan RM Sederhana bukanlah gaji bulanan dengan jumlah tetap, melainkan pola bagi hasil yang bergantung pada pemasukan RM Sederhana itu sendiri.
"Pola bagi hasil itu kan ketika omsetnya ramai, ya bisa dapat jumlah (bayaran) yang bagus. Kalau omsetnya berkurang ya pada akhirnya orang-orang yang tidak siap memilih untuk keluar," jelas Irwan.