KOMPAS.com - Sebuah restoran sukiyaki di Tokyo, Jepang, terpaksa tutup akibat pandemi Covid-19 setelah 141 tahun berdiri.
Melansir Japan Today, restoran bernama Chinya itu mulai menjajakan makanan pertamanya pada 1880.
Kemudian, pada 1903 saat hidangan sukiyaki semakin populer, restoran tersebut mulai mengkhususkan diri pada hidangan daging sapi rebus.
Baca juga: 7 Masakan Telur Khas Jepang Selain Chawan Mushi dan Tamagoyaki
“Sukiyaki, pada intinya adalah sesuatu yang bisa mempersingkat jarak antara orang-orang dan mendekatkan mereka,” kata pemilik Chinya generasi keenam, Fumihiko Sumiyoshi mengutip Japan Today, (22/7/2021).
Pernyataan Sumiyoshi itu berlaku dalam arti kiasan dan arti sebenarnya.
Mahalnya hidangan sukiyaki seringkali dijadikan pilihan bagi banyak orang untuk menikmati makanan tersebut secara berkelompok atau saat merayakan sesuatu.
Penutupan restoran sukiyaki Chinya disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah karena terbatasnya akses pariwisata internasional di Jepang.
Baca juga: Resep Omurice, Nasi Goreng Omelet Khas Jepang
Pentingnya pengunjung asing ke Chinya terlihat dari deskripsi ekstensif situs webnya yang tersedia dalam bahasa Inggris dan Prancis seputar harga menu hidangan di restoran mereka.
Padahal jika dilihat dari letak restoran, lokasi restoran sukiyaki Chinya sudah sangat strategis.
Chinya berada dengan jarak hanya beberapa langkah dari gerbang Kaminarimon yang terkenal dekat ke Kuil Sensoij, salah satu atraksi wisata terbesar di Tokyo.
Sayangnya, Chinya mengalami penurunan pelanggan yang parah karena akses pariwasata internasional yang ditutup.
Selain itu, banyak penduduk Jepang yang menghindari makan di luar rumah juga menyumbang penurunan pelanggan.
Baca juga: Apa Bedanya Teriyaki dan Yakiniku dalam Hidangan Jepang?
Banyak restoran telah mencoba mengatasi masalah yang sama terkait dampak virus corona selama pandemi dengan memberikan pilihan takeout dan delivery.
Namun, hal ini tidak mudah jika hidangan yang dijual adalah sukiyaki.
Sukiyaki harus dimasak dan disantap langsung dalam keadaan hangat dari panci yang ada di atas kompor.
Jika sukiyaki disediakan dalam versi pick-up, dikhawatirkan tidak dapat menandingi rasa segar yang dimasak langsung di restoran.
Baca juga: 2 Cara Masak Nasi Pulen ala Orang Jepang, Bisa Tanpa Rice Cooker
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.