Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/07/2021, 12:40 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Banyak mitos yang beredar seputar madu asli di masyarakat. Mitos-mitos tersebut biasanya berkisar tentang cara memeriksa keaslian madu.

Cara-cara yang disebarkan tersebut umumnya diklaim bisa dilakukan untuk memisahkan mana madu yang murni dan asli serta mana madu yang sudah dioplos dengan gula atau bahan sintetis lainnya.

Menurut Guru Besar di Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Ir. Asnath Maria Fuah MS., berikut ini beberapa kekeliruan informasi seputar madu asli yang sering ada di masyarakat.

Baca juga: Jangan Tes Keaslian Madu dari Tingkat Kekentalannya

1. Madu asli tidak dikerubuti semut

Informasi yang satu ini tidak benar, karena salah satu kandungan utama dari madu adalah gula sederhana yang terdiri dari glukosa dan fruktosa. Pada umumnya madu asli pasti disukai oleh semut.

“Kandungan glukosa dan fruktosa inilah yang mengundang semut untuk mendatangi madu,” terang Asnath pada Kompas.com, Sabtu (17/7/2021).

Walaupun begitu, lanjut Asnath, memang ada beberapa jenis madu yang tidak disukai oleh semut. Namun bukan berarti madu tersebut palsu.

Baca juga: 5 Cara Salah Bedakan Madu Murni dan Palsu, Salah Satunya Tes Dikerubuti Semut

Salah satu dari sejumlah frame sarang lebah dalam kotak ternak lebah madu yang ada di area budi daya lebah madu yang berada di lembah hutan kaki Gunung Pangrango di Desa Bojongmurni, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Minggu (23/5/2021).kompas.com / Nabilla Ramadhian Salah satu dari sejumlah frame sarang lebah dalam kotak ternak lebah madu yang ada di area budi daya lebah madu yang berada di lembah hutan kaki Gunung Pangrango di Desa Bojongmurni, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Minggu (23/5/2021).

Madu yang tidak disukai semut misalnya madu kapuk dan madu mahoni.

Hal tersebut disebabkan adanya aroma atau bau madu tersebut yang tidak disukai semut. Bukan karena tidak suka dengan glukosa dan fruktosa yang terkandung dalam madu.

 

Hal yang sama juga disampaikan oleh Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Sadar Tani Muda Desa Bojongmurni sekaligus peternak lebah madu Iyan Supriyadi.

“Kalau membedakan madu dengan semut justru kita bingung. Ternyata di alam pun di kotak lebah madu yang saya budidayakan itu, semut itu menjadi hama,” papar Iyan ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (29/6/2021).

Selain itu, ia juga pernah mencoba meneteskan cairan madu murni, gula, dan sirup bersamaan. Ternyata, ketiga cairan tersebut sama-sama dikerubuti semut. Termasuk cairan madu.

2. Madu asli tidak membeku

Ada anggapan bahwa madu asli tidak akan membeku jika disimpan dalam kulkas. Asnath menegaskan bahwa anggapan ini tidak benar salah satunya karena madu mengandung air rata-rata 20-23 persen.

“Sehingga ketika disimpan pada suhu yang dingin mendekati 0 derajat pasti akan membeku karena pengaruh air dan kandungan glukosa serta fruktosa,” lanjutnya.

Biasanya ada beberapa jenis madu yang cenderung membeku lebih cepat daripada yang lain. Hal ini menurut Asnath, disebabkan oleh jumlah kandungan fruktosa dan glukosa pada setiap jenis madu.

Madu yang memiliki kandungan fruktosa lebih tinggi dari glukosa biasanya akan lebih lama membeku.

“Kandungan madu pada umumnya: fruktosa 38 persen, glukosa 31 persen. Bila kadar fruktosanya lebih tinggi lagi maka madu tidak mudah membeku,” papar Asnath.

Sebaliknya, jika kadar glukosanya lebih tinggi maka madu akan lebih mudah mengkristal. Hal ini tidak ada kaitannya dengan madu asli atau tidak.

Maka dari itu madu sebaiknya disimpan pada suhu ruangan, tidak disarankan untuk disimpan dalam kulkas.

Baca juga: 5 Cara Simpan Madu yang Baik, Jangan Taruh di Kulkas

Ilustrasi maduDok.Shutterstock Ilustrasi madu

3. Madu asli bisa meletup

Ada anggapan bahwa madu asli yang disimpan dalam botol akan meletup atau keluar gas bila tutup botol dibuka.

Hal ini akan mudah terjadi pada madu yang memiliki kandungan air tinggi serta disimpan dalam kondisi terkena sinar matahari.

Dalam madu terdapat sel ragi. Sehingga jika madu mengandung kadar air yang tinggi, maka akan mudah terjadi fermentasi akibat ragi tersebut, di mana madu akan mengeluarkan gas.

Fermentasi terjadi lebih cepat jika madu terkena sinar matahari atau berada dalam ruangan yang panas.

Sementara madu dengan kadar air rendah yakni sekitar 18 persen, tidak akan mudah mengalami fermentasi.

Kualitasnya akan cenderung lebih terjaga dan sedikit mengeluarkan gas bila tutup botolnya dibuka.

Baca juga: 3 Cara Bedakan Madu Murni dengan Madu Oplosan, Tips dari Petani Lebah

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com