Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Feastin'

Media Kuliner

Feastin’ (@feastin.id) adalah media untuk penikmat kuliner dengan fokus membahas kultur makan dan minum, serta ragam cerita tentang makanan. Kolom SANTAP merupakan inisiatif Feastin’ bersama Kompas.com untuk mengulas tempat makan sederhana yang jarang diketahui namun layak untuk didatangi karena kelezatannya

Kedai Masakan Bali yang Tersembunyi di Blok M

Kompas.com - 04/06/2021, 10:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Kevindra Soemantri

M Bloc Space memang jadi magnet yang memikat sejak pertama kali dibuka 2019 lalu. Area milik PT Peruri ini disulap menjadi destinasi kreatif, terutama untuk para insan muda Jakarta.

Saya sempat curi dengar beberapa orang menyebut bahwa di dalam kawasan M Bloc, terdapat kedai makanan Bali yang harus saya coba.

Di sinilah saya, mengantre untuk mengambil nomor di pintu depan M Bloc.

Setalah mendaftar dan mendapatkan nomor, saya beranjak ke area pameran percetakan uang lama.

 

Dari situ, jalan diarahkan menuju gedung M Bloc Market, sebuah supermarket yang menggaungkan kebanggaan akan jenama lokal di tiap posternya, walaupun tomat kalengan Cirio dari Italia Selatan juga bisa ditemukan di sini.

Di bagian menuju pintu keluar, terdapat beberapa kedai makanan sederhana yang hanya dapat diduduki oleh paling banyak empat orang.

Salah satunya Twalen yang berada di tengah. Twalen cukup menarik mata dengan aksara Bali dan namanya yang unik.

Saya duduk di counter kayu, seorang diri, disapa oleh staf yang bekerja hari itu. “Apa yang menarik di sini mas?”

Saya bertanya serius dengan perut yang sudah berbunyi.

“Ada di sini mas menunya. Betutu kita ada.”

Kedai makanan Bali Twalen di M Bloc Space. Dok. Kevindra Soemantri Kedai makanan Bali Twalen di M Bloc Space.

Tanpa ragu saya pilih paket Nasi Bali dengan Bebek Betutu. Saya tidak berharap banyak.

Karena di Jakarta cukup sulit mencari seporsi nasi campur Bali yang bisa mengobati rasa rindu dengan racikan Gung Cung di Ubud atau Ibu Oki di Uluwatu.

Apalagi minus suara tegur sapa dengan bahasa Bali atau semerbak aroma canang yang dibakar hari itu, rasanya pasti berbeda.

Karena harus diakui, makan di Bali itu lebih terasa magis bukan hanya makanannya saja, namun atmosfer sekelilingnya.

Semangkuk nasi campur Bali dengan bebek betutu gaya Twalen hadir di hadapan saya,
bersama dengan minuman es gula batu berwarna magenta tipis.

Aroma rempah dan gurih langsung semerbak saat saya membuka penutupnya. Saya tersenyum.

Tampilannya sungguh menggoda dan penuh dengan hasutan akan sesuatu yang sedap.

Bebek betutu yang disuwir terlihat lembab; lawar sayur terlihat segar namun juga agak buram, tanda sudah dibumbui dengan agresif; sambal matah tak mendominasi dan hadir berdampingan dengan sambal mbe yang berkilap minyak.

Begitu juga sate lilit yang tak kuning cerah namun lebih kecoklatan. Semuanya tampak menjanjikan. Sampai akhirnya saya melahap suapan pertama.

Alamak, saya tidak bisa mengingat kapan terakhir kali di Jakarta dan sekitarnya menyantap masakan Bali yang sedap. Selain dari yang saya beli di Pura Amerta Jati di Cinere yang dibuat oleh ibu-ibu di hari Sabtu pagi.

Nasi campur bebek betutu Twalen ini sungguh menawan. Tiap komponen hadir secara tepat dalam konteks rasa, tekstur, aroma hingga porsi.

Mereka tidak saling mendominasi namun saling menari dalam harmoni. Pedasnya tidak dominan, asin gurih juga tak menjadi pemeran utama.

Sambal matah memberikan tekstur renyah ringan bersamaan dengan lawar.
Sementara kacang goreng menghadirkan tekstur renyah agresif serta aroma tanah yang khas.

Semuanya makin cantik ketika dibarengi dengan lembutnya bebek betutu yang masih lembab serta nasi putih yang pulen.

Sungguh sebuah santapan yang eksotis dan menggairahkan, membuat saya tak menunggu waktu lama untuk menghabiskannya.

Belum lagi sate lilit yang menggunakan ikan tenggiri dengan tendensi rasa lebih manis, betul-betul cakap.

Selain nasi campur Bali bebek betutu, Twalen juga menjual ayam betutu serta sate lilitnya saja.

Memang yang mereka sajikan tidak banyak, namun lebih baik seperti ini, sedikit namun fokus.

Saya heran mengapa Twalen tidak memasukkan bisnisnya dalam platform online food
delivery. 

Namun, di luar itu semua, proses cukup berlapis untuk saya bisa duduk di Twalen
terbayarkan.

Bersama dengan Mbok Doro dan Kedai Tjikini, Twalen berhasil menambah lagi
opsi kuliner berbasis etnis dan cerita budaya di area ikonik ini.

Apakah saya akan datang lagi ke Mbloc dengan proses panjangnya? Mungkin iya, mungkin tidak.

Apakah saya akan datang lagi untuk semangkuk nasi bebek betutu Twalen? Kalau ini tidak diragukan lagi.

Alamat Twalen: M Bloc Market, Kawasan MBloc, Jalan Sisingamangaraja Nomor 37, Jakarta Selatan.
Patokan: Di dalam kawasan Mbloc Market.
Tipe: Kedai.
Spesialisasi: Nasi Bali
Kisaran harga: Rp 40.000 – Rp 80.000 per orang
***
Kevindra Soemantri
Rekan pendiri Feastin’ dan kritikus makanan.

Nantikan artikel Santap selanjutnya dari Rekan Pendiri Feastin’ & Kritikus Makanan Kevindra
Soemantri.

Artikel ini akan tayang setiap Jumat, mengulas cerita tentang makanan dan minuman dari pelbagai tempat di Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com