Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Kopi Tuk Colol-Tobo Khas Manggarai Timur

Kompas.com - 25/05/2021, 14:39 WIB
Markus Makur,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

BORONG, KOMPAS.com - Kawasan hutan kopi Colol, Kecamatan Lambaleda Timur, Kabupaten Manggarai Timur menjadi ikon kopi di Nusa Tenggara Timur.

Selama ini kopi bubuk Colol dijual dalam kemasan hasil olahan mesin penggiling kopi bubuk.

Sementara nenek moyang orang Manggarai Raya, termasuk di Kampung Lembah Colol sudah terbiasa dengan minum kopi hasil olahan tuk atau tumbuk di dalam lesung.

Baca juga: Bangkitnya Songkol, Makanan Khas Manggarai yang Sempat Dilupakan

Kopi Colol dikelola kelompok usaha

Kopi Tuk Colol-Tobo, Desa Colol diolah oleh Kelompok Usaha Bersama (KUBe) Suka Maju yang launching pada Sabtu (22/5/2021).

Kelompok mengelola usaha bersama berupa Kopi Tuk, Tumbuk Colol-Tobo, dan Kedai Kopi Tuk. Tersedia juga kuliner lokal seperti teko daul atau sering disebut nasi kaget.

Ada juga produk non-kopi seperti tenun kain songke, tas songke, kain selendang, serta anyaman tikar yang terbuat dari pandan dan rea.

Pendamping PKH Desa Colol Armandus Cahya Tukeng menjelaskan pada Sabtu (22/5/2021) bahwa potensi kopi Colol cukup besar. Kopi Tuk Colol-Tobo memiliki cita rasa khas.

Bahkan rasa kopi Colol sudah mendunia karena rasa kopinya terbilang premium.

Kopi Tuk Colol-Tobo harganya agak mahal karena proses produksinya juga mahal. Produksi kopi sangat terbatas untuk menjaga kualitasnya.

Baca juga: Labajo Flores Coffee Masuk 100 Besar Food startup Indonesia Wakili NTT

Para pengunjung sedang menikmati minuman Kopi Tuk Colol-Tobo, Desa Colol, Kecamatan Lambaleda Timur, Kabupaten Manggarai Timur, NTT, Sabtu, (22/5/2021). Kopi Tuk Colol semakin mendunia. (KOMPAS.com/MARKUS MAKUR)KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Para pengunjung sedang menikmati minuman Kopi Tuk Colol-Tobo, Desa Colol, Kecamatan Lambaleda Timur, Kabupaten Manggarai Timur, NTT, Sabtu, (22/5/2021). Kopi Tuk Colol semakin mendunia. (KOMPAS.com/MARKUS MAKUR)

Pemasaran Kopi Tuk Colol-Tobo secara kreatif

Koordinator Program Keluarga Harapan (PKH) Kabupaten Manggarai Timur Efremdianto, Sabtu, (22/5/2021) mengatakan bahwa di era digital yang berkembang saat ini kita mampu menjual dan mempromosikan produk Kopi Tuk Colol-Tobo.

"Semua produk harus dijual lewat media digital. Pasti banyak orang yang pesan apalagi produknya berkualitas," jelasnya.

Frumensius Fredrik Anam dari Komunitas Cenggo Inung Kopi Online Kabupaten Manggarai Timur menjelaskan, saatnya membangun jejaring lintas komunitas untuk saling membesarkan usaha dan semangat untuk mandiri.

Kelompok Usaha Bersama (KUBe) Suka Maju, Desa Colol, Kecamatan Lambaleda Timur, Kabupaten Manggarai Timur, NTT memproduksi Kopi Tuk atau Tumbuk Colol-Tobo dengan cita rasa asli, Sabtu, (22/5/2021). (KOMPAS.com/MARKUS MAKUR)KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Kelompok Usaha Bersama (KUBe) Suka Maju, Desa Colol, Kecamatan Lambaleda Timur, Kabupaten Manggarai Timur, NTT memproduksi Kopi Tuk atau Tumbuk Colol-Tobo dengan cita rasa asli, Sabtu, (22/5/2021). (KOMPAS.com/MARKUS MAKUR)

KUBe Suka Maju bisa berjejaring dengan komunitas kreatif lain di Manggarai Timur, di Pulau Flores, maupun di luar dari Pulau Flores.

"Komunitas CIKO Kabupaten Manggarai Timur membantu mempromosikan produk Kopi Tuk Colol-Tobo di kanal Youtube CIKO. Era teknologi saat ini memudahkan kita untuk membangun jejaring lintas komunitas tanpa sekat," ajaknya.

Yergo Dorman, Peneliti Pariwisata Kabupaten Manggarai Timur mengatakan, wisatawan lokal dan mancanegara sangat suka hal sederhana, unik, dan khas daerah setempat.

"Kopi Tuk Colol-Tobo serta galeri tenun dan produk-produk lokal sangat bagus. Wisatawan lokal dan mancanegara sangat suka dengan hal unik dan khas di daerah Colol ini," ungkapnya.

Rosalia Ndiwung dan Kornelia Yanti, dua anggota KUBe Suka Maju mewakili anggota kelompok mengatakan mereka berusaha terus agar KUBe Suka Maju semakin berkembang. Untuk itu Kedai Kopi Tuk Colol-Tobo siap dibuka setiap hari.

Baca juga: Keren Banget! Kopi Flores Telah Hadir di Toko dan Kafe Finlandia

 

Kelompok usaha di Manggarai Timur

Kelompok usaha di Manggarai Timur didampingi agar dana mereka bisa bertambah dengan membentuk kelompok-kelompok.

Salah satunya KUBe Suka Maju dengan produksi Kopi Tuk Colol-Tobo. Total anggota KPM ada 14 orang.

Lalu 9 orang sepakat mengumpulkan uang mandiri, uang sukarela untuk membentuk Kelompok Usaha Bersama dengan nilai Rp 100.000; per orang. Jadi total dana mandiri pertama itu Rp 900.000;.

Kelompok Usaha Bersama Suka Maju merupakan kelompok dampingan Kemensos RI dalam Program Keluarga Harapan (PKH) Kabupaten Manggarai Timur.

Kelompok Usaha Bersama (KUBe) Suka Maju, Desa Colol, Kecamatan Lambaleda Timur, Kabupaten Manggarai Timur, NTT memproduksi Kopi Tuk atau Tumbuk Colol-Tobo dengan cita rasa asli, Sabtu, (22/5/2021). (KOMPAS.com/MARKUS MAKUR)KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Kelompok Usaha Bersama (KUBe) Suka Maju, Desa Colol, Kecamatan Lambaleda Timur, Kabupaten Manggarai Timur, NTT memproduksi Kopi Tuk atau Tumbuk Colol-Tobo dengan cita rasa asli, Sabtu, (22/5/2021). (KOMPAS.com/MARKUS MAKUR)

Kelompok ini beranggotakan Kelompok Penerima Manfaat (KPM) dari PKH Kabupaten Manggarai Timur di Kampung Rajong-Tobo.

Hingga Launching Kopi Tuk Colol-Tobo dan Kedai Kopinya serta galeri kain tenun khas Manggarai Timur sudah memiliki modal usaha Rpn37 juta. Kurang lebih 3 tahun ini, kelompok usaha Bersama Suka Maju berkembang, mandiri untuk meningkatkan pendapatan ekonomi anggota kelompok.

"Kelompok ini bergerak di koperasi simpan pinjam. Anggota kelompok berdiskusi dan menyepakati buat Kedai Kopi Tuk Colol-Tobo Maret 2019. KUBe ini bermodalkan semangat kuat untuk mandiri. Kelompok ini mandiri dan tidak mengemis ke mana-mana," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com