KOMPAS.com - Biji salak dan candil, kue tradisional Indonesia yang biasanya dijadikan takjil saat Ramadhan tiba.
Bentuk biji salak dan candil sama-sama bulat dan warnanya coklat, biasa disajikan bersama santan dan gula merah. Namun, terdapat perbedaan penting antara biji salak dengan candil.
Pemerhati kuliner Indonesia, peneliti pangan UGM, dan penulis buku kuliner Prof. Dr. Murdijati Gardjito menjelaskan perbedaan biji salak dengan candil, seperti mengutip Kompas.com.
Baca juga: Jangan Salah! Candil dan Biji Salak Terlihat Mirip tetapi Beda
Menurut Murdijati, biji salak dan candil yang terlihat mirip ini berasal dari daerah yang berbeda.
Biji salak adalah kuliner khas Betawi. Sementara, candil berasal dari Jawa seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Di Bali, bubur candil disebut juga jaje batun bedil, sedangkan katiri mandi adalah sebutannya di Sulawesi.
Baca juga: Resep Batun Bedil Khas Bali, Camilan yang Mirip Bubur Candil
Perbedaan penting antara biji salak dengan candil adalah bahan utamanya.
Biji salak terbuat dari campuran ubi jalar dengan tepung tapioka. Sementara, tepung beras ketan dan air adalah bahan utama candil.
Murdijati juga menyampaikan bahwa candil yang benar tidak ada campuran ubi jalar.
Cara mengolah kedua biji salak dan candil sama. Dibentuk bulat, kemudian direbus sampai matang.
Baca juga: Resep Kolak Biji Salak Ubi Kuning yang Lembut dan Legit
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.