KOMPAS.com - Manusia menggunakan garam sebagai bahan pengawet alami pada makanan sejak lama. Contohnya acar, ikan pindang, asinan, dan beef jerky yang bentuknya mirip dendeng.
Kandungan garam membuat makanan tersebut cenderung lebih awet. Namun, bagaimana cara kerja garam dalam mengawetkan makanan?
Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai garam yang dijadikan sebagai bahan alami pengawet makanan dikutip dari Verywellhealth.com.
Baca juga: Proses Pembuatan Garam Kosher sampai Dapat Sertifikasi Halal Yahudi
Terdapat setidaknya dua alasan garam kerap dijadikan sebagai pengawet makanan yaitu garam dapat mengeringkan makanan dan membunuh mikroba.
Semua makhluk hidup tidak dapat hidup atau berkembang tanpa air, termasuk bakteri yang dapat menimbulkan racun pada makanan.
Sementara, garam mengeluarkan air dari makanan sehingga membuatnya kekurangan kandungan air (dehidrasi).
Apabila kandungan air dalam makanan berkurang, maka bakteri tidak akan berkembang pada makanan. Hal tersebut membuat makanan jadi tahan lama atau awet.
Garam yang pekat akan menimbulkan racun bagi sebagian besar mikroba. Hal tersebut karena efek osmolaritas atau tekanan air.
Air bercampur antar sel di lingkungan, sehingga konsentrasi zat terlarut (seperti garam) sama di kedua sisi sel.
Dalam larutan garam yang sangat tinggi, banyak mikroba akan pecah karena perbedaan tekanan antara bagian luar dan dalam organisme.
Garam yang tinggi juga bisa menjadi racun bagi proses internal mikroba dengan mempengaruhi DNA dan enzim.
Selain itu, larutan yang tinggi gula juga memiliki efek yang sama pada mikroba. Itu sebabnya gula juga digunakan sebagai pengawet makanan, seperti selai dan jeli.