Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Restoran China di Kanada Jadi Terkenal, Deskripsi Makanan Terlampau Jujur dan Lucu

Kompas.com - 21/01/2021, 13:34 WIB
Yana Gabriella Wijaya,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

Sumber eater

KOMPAS.com - Banyak restoran yang mencantumkan deskripsi menu mereka dengan kalimat yang berusaha meyakinkan pelanggan jika makanan mereka sangat enak.

Namun, ada satu rumah makan ala China di Montreal, Kanada, yang lebih suka menampilkan deskripsi makanan jujur.

Restoran Aunt Dai malah terkesan menjatuhkan hidangannya sendiri dengan deskripsi yang jujur dan cenderung menjelekkan masakannya.

Baca juga: 15 Restoran Seafood di Jakarta, Terkenal untuk Wisata Kuliner

Melansir Eater, deskripsi makanan yang dipajang di menu, seperti deskripsi daging sapi jeruk, "Dibandingkan dengan hidangan Ayam Tao kami, sajian ini tak seenak itu."

Deskripsi pada daging jinten, "Kami memotong daging sapi dengan ukuran yang cukup kecil, banyak pelanggan kami yang akhirnya menggigit lidahnya karena mengira daging ini keras,”

Lalu ada pula deskripsi mengenai sajain babi pedas manis. 

“Saya (pemilik restoran) memiliki ekspektasi yang tinggi dengan sajian ini, namun ternyata makanan ini tidak seberapa enak,”

Ada pula deskripsi untuk makanan udang pedas atau udang garam yang tak kalah lucu.

Baca juga: Resep Tahu Cabe Garam ala Restoran, Bisa Jadi Camilan atau Lauk

 

“Harga udang mahal dan kami hanya memberikan 13 ekor di dalam sajaian ini, jadi jumlahnya sedikit,” tulis deskripsi hidangan tersebut.

Udang goreng oatmeal.Udang goreng oatmeal. Udang goreng oatmeal.

Fei si pemilik restoran yang sengaja mencantumkan deskripsi unik tersebut berhasil membuat restorannya viral di Twitter.

Ia menjelaskan jika niatnya tidak untuk menjelekkan restorannya sendiri melainkan memberitahu pelanggan di awal agar tidak kecewa.

Baca juga: Restoran Indonesia oleh William Wongso di Swiss Buka Lagi, Sendok Garpu

Fei terkejut ketika dia mendengar tentang kabar restorannya yang viral di media sosial dan banyak yang suka.

Ia pertama kali mendengarnya ketika seorang jurnalis dari koran Jerman menghubunginya. Jurnalis tersebut mengiriminya email dengan tautan.

Ia pikir itu hanya lelucon pada awalnya atau mungkin beberapa spam. Namun, ia menyadari bahwa banyak orang yang menyukai sajiannya tersebut, terutama deskripsinya yang unik.

Fei mulai menulis uraian menu, yang ada 66 hidangan sejak empat tahun lalu dan menyelesaikannya sekitar tahun lalu.

Ilustrasi nasi goreng hong kong. Dok. Shutterstock/Piyato Ilustrasi nasi goreng hong kong.

“Awalnya saya hanya ingin jujur dan memperingatkan orang-orang tentang betapa pedas atau berminyaknya makanan itu,"

"Saya hanya tidak ingin orang memesan makanan yang salah dan membayar 12 atau 15 dollar AS untuk itu,” jelas Fei mengkutip Eater.

Baca juga: 5 Restoran All You Can Eat Bersertifikat Halal MUI di Jakarta dan Bandung

Sebelum membuat uraian singkat, Fei memiliki ide untuk membuat saluran YouTube yang dapat membantu calon pengunjung memilih makanan mereka.

Di dalamnya menampilkan pelajaran tentang cara menulis, mengucapkan nama hidangan, dan penjelasan tentang cara memesan di restoran.

Video tersebut direkam di lokasi restoran Côte-des-Neiges enam tahun lalu, sebelum dipindahkan ke lokasi Jalan Saint-Mathieu saat ini.

“Kualitas videonya sangat buruk, tapi isi untuk memberi lebih banyak informasi tentang hidangan cukup lengkap,” kata Fei.

Fei mengatakan bahwa sehari setelah Tweet diunggah, banyak pelanggan yang datang ke restoran.

Padahal, hari Senin biasanya restorannya sepi. Apalagi pada pandemi ini ia mengalami penurunan jumlah penjualan.

Namun, pada saat restorannya ramai di Twitter orang langsung banyak yang pesan antar dan membawa pulang makanan dari restorannya.

Baca juga: 7 Restoran Halal di Singapura Dapat Status Michelin

“Kami sangat beruntung memiliki banyak pesanan, tetapi pada akhirnya untungnya tak sebanyak itu. UberEats dan DoorDash mengambil banyak komisi, jadi keuntungan sangat rendah,"kata Fei.

Sementara Fei senang melihat peningkatan penjualan, dia berharap publisitas atas restorannya tidak akan menambah ekspektasi pengunjung.

“Saya tidak ingin orang berpikir, 'Oh, banyak orang membicarakan restoran ini, jadi ini pasti sangat enak,' kemudian mereka datang ke sini dan berpikir sangat baik." kata Fei

"Saya hanya tidak ingin orang kecewa, dan saya tidak ingin menjualnya secara berlebihan,” paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber eater
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com