Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Fakta Soto Lamongan, dari Sajian sampai Ciri Khas Warungnya

Kompas.com - 10/12/2020, 13:32 WIB
Yuharrani Aisyah

Penulis

KOMPAS.com - Lamongan identik dengan soto kuah bening yang disajikan dengan bubuk koya. Soto lamongan kini tersebar ke berbagai daerah di Indonesia.

Soto lamongan mempunyai ciri khas, bukan hanya terletak pada sajiannya melainkan juga pada warung yang menjual sajian ini.

Ketahui 5 fakta soto lamongan berikut supaya lebih mengenal sajian berkuah hangat ini, seperti dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Soto Lamongan

1. Ciri khas soto lamongan

Menurut Kompas.com, ciri khas utama soto lamongan terletak pada taburan bubuk koya, irisan serong daging ayam, dan kuah bening.

Baca juga: Ini Perbedaan Soto Lamongan dengan Soto Lainnya

Bubuk koya terbuat dari kerupuk udang goreng dan bawang putih goreng yang dihaluskan. Biasanya menggunakan blender. Fungsi bubuk koya sebagai penyedap dan pengental kuah.

Sementara untuk kuahnya berwarna kuning berkat penggunaan kunyit. Bumbu lainnya adalah bawang, lada, kemiri, ketumbar, dan jahe.

Soto lamongan menggunakan daging ayam kampung agar ketika dipotong menyamping, dagingnya tidak hancur. Pasalnya, tekstur daging ayam kampung padat dan rekat.

Segarnya Soto Lamongan Goyang Lidah di Ruko Bogor Permai Jalan Jendral Sudirman, Bogor, Kamis (1/6/2017). Satu porsi Soto Lamongan tersbut dapat dibeli seharga Rp 18.000, sudah termasuk nasi.KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia Segarnya Soto Lamongan Goyang Lidah di Ruko Bogor Permai Jalan Jendral Sudirman, Bogor, Kamis (1/6/2017). Satu porsi Soto Lamongan tersbut dapat dibeli seharga Rp 18.000, sudah termasuk nasi.

2. Pecel lele dan soto lamongan di Jakarta

Warung soto lamongan di Jakarta biasanya juga menjual pecel lele atau pecel ayam. Terdapat cerita khusus di balik kedua menu yang dijual bersamaan ini.

Penjual soto lamongan mulai ada di Ibu Kota pada 1950-1960. Namun, pecel lele baru muncul pada akhir 1970-an.

Berdasarkan Kompas.com, lele lebih bernilai ekonomi tinggi daripada ikan lain di Lamongan. Sehinga warga Lamongan yang merantau pun berternak lele, selain berjualan soto dan pecel lele.

Proses menjajakan pecel lele membutuhkan proses karena dulu ikan ini masih jarang dikonsumsi.

Baca juga: Kenapa Soto Lamongan Selalu Ditemani Pecel Lele?

Arief, sedang menuang kuah Soto Lamongan racikannya di warung tenda Soto Lamongan Goyang Lidah, Kamis (1/5/2017). Soto Lamongannya ini buka setiap hari mulai pukul 17.00-23.00 di Jalan Jendral Sudirman, Bogor.KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia Arief, sedang menuang kuah Soto Lamongan racikannya di warung tenda Soto Lamongan Goyang Lidah, Kamis (1/5/2017). Soto Lamongannya ini buka setiap hari mulai pukul 17.00-23.00 di Jalan Jendral Sudirman, Bogor.

3. Spanduk warung soto lamongan

Spanduk soto lamongan biasanya sama mulai dari tulisan sampai gambar menu yang dijual.

Melansir liputan Kompas.com pada (1/6/2017), spanduk lukisan manual ini merupakan ciri khas soto lamongan dari Lamongan langsung, jauh sebelum soto ini populer.

Spanduk soto lamongan ini memantulkan cahaya kendaraan dan lampu penerangan jalan. Jadi, membuat tulisan di spanduk samar.

Kalau lampu di dalam tenda makanannya itu terang, tulisan dengan warna stabilonya akan keluar. Di situlah aura soto lamongan, pecel lele maupun seafood terlihat menarik.

Baca juga: Baca juga: Terungkap Alasan Spanduk Soto Lamongan Pakai Kain yang Dilukis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com