"Minuman ada wedang ngawonggo, jeruk, jahe, tomboan abang, tomboan hijau dan wedang kopi," kata Rahmat.
Baca juga: 6 Tempat Kuliner di Kepanjen Malang, dari Warung Nayamul sampai Es Gunung
"Lalu kalau jajanan ada 11 macam makanan tradisional, seperti jemblem dan lain-lain," ungkap Rahmat.
Meskipun tak memasang harga pada setiap jajanan yang disajikan, Rahmat mengaku tak pernah mengalami kerugian.
"Kalau rugi, kami enggak pernah berdoa rugi. Hasilnya dicukupi. Kalau ada lebih kami manfaatkan," ucap Rahmat.
Rahmat tak menyangka ide yang muncul kala itu malah mendapat respon positif dari masyarakat.
"Ada respon positif. Sangat senang sekali. Warga sekitar kami berdayakan untuk membuat jajan," terangnya.
Baca juga: 10 Tempat Kuliner Malam di Malang, Siap Menemani Begadang
Respon bagus tak hanya diluapkan masyarakat sekitar sumber air. Ritme kunjungan yang tinggi setiap hari jadi bukti Tomboan semakin dikenal oleh warga Malang Raya.
"Hari Minggu paling ramai. Bisa tiga kali lipat. Hari biasa 100 orang, kalau akhir pekan bisa 300 orang," papar Rahmat.
Kini, Rahmat bersama warga sedang merencanakan pengembangan Tomboan agar lebih baik lagi.
"Ke depan kami manfaatkan SDA (sumber daya alam) yang ada. Tidak sembarangan tapi sesuai tatan. Sudah ada konsep desainnya," tutup Rahmat.
Bagi kamu yang ingin berkunjung ke Tomboan Ngawonggo, sebaiknya melakukan reservasi terlebih dahulu via Instagram mereka. Tetap patuhi protokol kesehatan yang berlaku.
Tomboan Ngawonggo buka dari pukul 07.00-15.30 WIB.
Artikel ini telah tayang di suryamalang.com dengan judul Tempat Nongkrong di Tajinan Malang Terapkan Konsep Bayar Makan dan Minum Seikhlasnya,
Penulis: Mohammad Erwin
Editor: isy