Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tantangan Restoran di Bandung yang Jual Ratusan Makanan dari Banyak Negara

Kompas.com - 20/11/2020, 15:08 WIB
Yana Gabriella Wijaya,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

 

Tantangan membuat resep

Resep yang digunakan berasal dari berbagai sumber yang kemudian disesuaikan dengan selera dari Lisa dan suami.

Lisa bercerita, sering kali saat ia dan suami jalan-jalan ke suatu negara mencicipi makanan yang sangat enak. Ia tak segan berbincang ke koki dan minta diajarkan.

Pasangan ini juga gemar mengikuti pelatihan masak di dalam maupun luar negeri. Pembelajaran juga didapat dari buku kuliner impor.

"Kami sesuaikan dengan bahan baku di Indonesia dan kehalalannya. Misalnya ada makanan Penang Char Kwetiaw yg terkenal di Penang Malaysia," kata Lisa. 

Baca juga: Keliling Dunia lewat Makanan Bisa ke Restoran di Bandung Ini

"Kebanyakan di sana non-halal, jadi kami ganti bahan bakunya agar semuanya jadi halal sambil tetap berusaha membuatnya semirip mungkin," jelasnya.

Ada juga rempah yang tidak bisa ditemui di Indonesia atau sulit untuk dibawa ke Indonesia. Maka dari itu Lisa akan coba mencari alternatif, selama tidak merusak rasa asli makanan.

"Kami juga merekrut koki-koki yang memiliki pengalaman yang berbeda dengan kami dalam bidang kuliner agar saling melengkapi," jelasnya.

"Jadi kami bekerja sama dalam membuat resep menu restoran kami. Sekarang kami bantu juga oleh team koki kami," jelasnya.

Tantangan dalam dunia bisnis

Sejak dari awal membuka bisnis, Lisa menceritakan memulai dari usaha kecil pada 2008.

Kini ia berhasil membangun restoran dan menerima kepercayaan pelanggan karena berhasil bertahan 12 tahun.

"Kami tidak ingin hanya hits sesaat. Kesulitan terbesar kami sebenarnya merupakan kelebihan kami, yaitu waktu penyajian," ujarnya

Baca juga: 9 Tempat Jajan Terkenal di Bandung, dari Cendol sampai Kue Jadul

Menu di Rumah Lezat Simplisio sangat banyak, terdiri dari ratusan makanan. Oihaknya ingin menyajikan semua pesanan dengan sistem freshly cooked atau membuat makanan setelah pesanan.

Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan kebersihan, kesegaran, dan kualitas rasa makanan.

Sebagai owner, Lisa mengaku banyak sekali pelanggan yang menghargai dan mendukung prinsip tersebut dan sabar menunggu.

Namun, masih ada pelanggan-pelanggan yang tidak setuju sehingga menilai pelayanannya lama.

"Kami akan terus berupaya memperbaiki strateginya tapi kami tidak ingin merubah prinsip tersebut," tambahnya.

Baca juga: 5 Mie Kocok di Bandung, Cocok Disantap Saat Musim Hujan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com