Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bikin Pembeli Rela Antre Berjam-jam, Ini Sate Jando yang Trending di Bandung

Kompas.com - 03/11/2020, 19:09 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masyarakat Indonesia tentu sudah tak asing dengan salah satu makanan utama yakni sate. Kuliner yang berbahan dasar daging ayam, sapi, maupun kambing ini, sangat familiar.

Namun, pernahkah anda mendengar nama Sate Jando ? Sate ini booming di Bandung hingga pembeli harus rela mengantre lama untuk menyantapnya.

Sate Jando terbilang berbeda, sebab jika umumnya sate sapi dibuat dengan daging atau lemak maka jando adalah bagian lemak susu sapi.

Baca juga: Resep Sate Sapi Padang, Kuahnya dari Tepung Beras dan Rempah

 

Jando berwarna putih mirip lemak sapi pada bagian lain, tetapi ketika dibakar lemak sehingga tak habis meleleh. 

Dikutip dari wawancara Kompas TV, Rabu (1/7/2020), Sate Jando harus berasal dari sapi betina.

Sebagi jando sapi jantan akan lebih alot. Jando didapat dari jagal sapi langganan karena sudah 50 tahun menjual jando.

Bagian ini juga tak banyak diminati orang karena bukan bagian umum untuk diolah.

Sate Jando nan laris manis

Lantaran keunikannya ini, calon pembeli diketahui rela antre berjam-jam untuk bisa menyantap Sate Jando.

Menurut pemilik Sate Jando, Sri Rejeki, pada akhir pekan ada pelanggan yang berbaris sampai satu jam demi bisa menyantap hidangan itu.

Baca juga: Kenapa Sate Dibakar Pakai Arang Rasanya Lebih Enak? Ini Alasannya...

Saking larisnya, Sri pernah menjual 2.000 tusuk sate hanya dalam waktu empat jam.

Saat itu, Sate Jando mulai buka pukul 05.00 dan sudah tak tersisa pukul 09.00. Pada hari biasa, normalnya sate sudah terjual habis pukul 12.00.

"Pernah ada juga pembeli yang marah-marah karena ada orang yang langsung pesan saja ke depan, padahal banyak yang ngantre," ucap Sri Rejeki, dikutip dari Tribun Jabar, Kamis (13/4/2017.

Ilustrasi sate jando di Bandung. Dok. Shutterstock/ Sony Herdiana Ilustrasi sate jando di Bandung.

Selain karena dibuat dari bagian lemak susu sapi, bumbu kacang Sate Jando berbeda dengan sebagian besar bumbu kacang yang biasa dipakai sate.

Sri membuatnya dengan tekstur sangat kental, hingga tak sedikit pembeli yang meminta tambah bumbu kacang.

Sebelum dibakar, daging sate dilumuri bumbu kuning yang dibuat dari jahe, kunir, sirih, dan rempah lainnya.

"Bumbu kacang ini asli kacang sama cabai tanjung, tanpa aron atau ubi," kata dia.

Baca juga: 7 Resep Sate Khas Indonesia, dari Sate Madura sampai Sate Lilit Bali

Ada tiga macam sate yang bisa dipilih di sini, yaitu sate ayam, sapi, dan jando sapi.

Nama Jando berasal dari konsumen yang sering menyebut sate tersebut sebagai jando. Seporsi sate berisi 10 tusuk termasuk lontong yang disajikan dengan daun pisang.

Tak perlu merogoh kocek dalam-dalam, karena satu porsi Sate Jando lengkap dengan potongan lontong, bisa dibeli dengan harga Rp 25.000.

Awal mula Sate Jando

Menurut Sri, Sate Jando memang sudah lama eksis di Bandung. Sate ini pertama kali dijajakan oleh Katemi, ibu dari Sri Rejeki, 25 tahun yang lalu dengan berkeliling di sekitar Bandung.

Dari konsep digendong, kini sate tersebut dijual di pinggir jalan. 

Tertarik menikmati Sate Jando? Kamu cukup datang ke Jalan Cimandiri, Bandung tepatnya di Belakang Gedung Sate. Sate ini dijajakan mulai pukul 08.00-21.00 WIB.

Baca juga: 15 Tempat Sarapan di Bandung, dari Bubur Ayam sampai Yoghurt

 

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Wow . . . Nikmatnya Sate Jando Bikin Konsumen Harus Antre,

https://jabar.tribunnews.com/2017/04/13/wow-nikmatnya-sate-jando-bikin-konsumen-harus-antre

Penulis: Isa Rian Fadilah
Editor: Dedy Herdiana

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com