KOMPAS.com - Indonesia menempati peringkat dua teratas, negara penghasil sampah pangan terbesar di dunia.
Data tersebut tercatat dalam“Food Sustainable Index” (2018) terbitan The Economist Intellegent Unit bersama Barilla Center For Food and Nutrition Foundation.
Mirisnya, masih banyak kasus anak kelaparan atau kurang gizi di Indonesia.
Cara mengurangi sampah pangan atau limbah makanan dapat dimulai dari piring sendiri.
Baca juga: Apa Bedanya Food Loss dan Food Waste? Limbah Makanan yang Jadi Masalah
Hal ini disampaikan oleh Social Progam Officer Foodban of Indonesia Ruth Helena Girsang.
"Semuanya dimulai dari piring kita diri sendiri, ibaratnya kita tahu kebiasaan makan yang kita lakukan dengan kesadaran penuh," jelas Ruth dalam ara webinar “Jangan Ada Sisa Makanan Diantara Kita” yang diadakan oleh Dinas KPKP Provinsi DKI Jakarta, Rabu (21/10/2020).
Kesadaran penuh saat makan yang ia maksud adalah memperhatikan momen ketika membeli sampai makanan itu sampai di piring.
Kesadaran kecil seperti jumlah makanan yang hendak ditaruh dipiring dan kemampuan untuk menghabiskan makanan juga dapat meminimalisir terciptanya limbah makanan.
Baca juga: Cara Simpan Spageti atau Pasta Sisa, Bisa Tahan Sampai 3 Bulan
Ruth juga mengimbau agar masyarakat mengerti batasan makanan yang hendak mereka beli, masak dan santap.
Berikut beberapa tips agar tak menciptakan sampah pangan dan limbah makanan:
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.