“Memang kalau kita lihat dari sisi luasan, itu yang sudah dibudidayakan baru sedikit. Baru sekitar 663 hektar dari total 5,5 juta hektar. Sisanya itu di hutan,” tukas dia.
Sementara soal pembenihan, ia menyebut beberapa benih unggul yang bisa dicoba untuk meningkatkan produktivitas sagu. Misalnya adalah sagu molat dan selat panjang.
Setiap daerah akan mendapatkan benih unggul yang berbeda dari Kementan. Pasalnya tidak setiap benih cocok ditanam di daerah tertentu.
Baca juga: Potensi Sagu Sebagai Ketahanan Energi, Tingkatkan Kesejahteraan Rakyat
“Belum tentu yang dari selat panjang ditanam di Papua itu tumbuh. Beda karakteristik, kondisi lingkungan juga berbeda. Tentu produktivitas juga akan berbeda,” papar Heru.
Nantinya, kebijakan penataan dan perluasan dari Kementan ini tidak hanya akan dilakukan di Papua saja.
Namun, juga di Kabupaten Kepulauan Meranti di Riau, yang salah satu komoditas utama daerahnya adalah sagu.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan