Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panduan Lengkap Pilih Ikan Tuna yang Segar, Perhatikan Jenisnya!

Kompas.com - 17/10/2020, 19:27 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Tuna bisa dibilang salah satu raja lautan. Dagingnya padat, penuh dengan protein dan lemak baik untuk tubuh, serta bisa diolah jadi banyak sajian.

Seperti dilansir dari The Spruce Eats, daging tuna punya warna yang beragam. Mulai dari pink muda hampir putih sampai coklat kemerahan. Semua bergantung pada jenis ikan tuna itu sendiri.

Untuk memilih ikan tuna yang segar, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan.

Baca juga: Resep Sarapan Kreatif Crepes Isi Tuna, Cobain Yuk!

Jangan pilih yang bernoda

Hindari untuk memilih ikan yang punya noda atau titik-titik berwarna coklat. Biasanya bagian ikan tuna yang akan dijadikan steak tuna memiliki area yang sedikit berwarna coklat tua.

Bagian itu bisa dimakan, hanya saja rasanya lebih kuat. Perhatikan jika ada area lain yang juga berwarna coklat atau area yang kering. Jangan pilih ikan seperti itu.

Harus beraroma lautan

Ikan segar harus memiliki aroma segar khas lautan. Ikan tuna segar juga akan mengeluarkan bau amis. Namun bau amis ikan yang segar pasti berbeda dengan yang sudah dalam kondisi tidak bagus. Jangan pilih yang sudah berbau amis seperti ikan busuk.

Ilustrasi daging tuna bluefinShutterstock/Shebeko Ilustrasi daging tuna bluefin

Jangan pilih yang punya kemilau pelangi

Selanjutnya kamu juga bisa memerhatikan bagian tubuh dari ikan tersebut. Jika terlihat ada kemilau yang memunculkan warna seperti pelangi alias warna-warni, sebaiknya jangan pilih ikan tersebut.

Ikan tuna jenis apa yang cocok?

Melansir dari The Spruce Eats, ada sekitar 15 spesies tuna, dengan lebih banyak lagi subspesies. Namun ada empat jenis yang paling umum bisa kamu temukan dan biasa diolah jadi makanan.

Masing-masing punya karakteristik daging mulai dari tekstur hingga rasa yang berbeda. Memilih jenis tuna yang tepat akan memengaruhi hasil akhir masakanmu.

1. Tuna Albacore

Tuna jenis ini sangat umum ditemukan. Dagingnya sangat ringan dan rasanya pun tidak terlalu kuat.

Biasanya tuna albacore diolah jadi tuna kalengan dan diberi label sebagai tuna putih albacore. Harganya lebih mahal daripada tuna light chunk.

2. Tuna Bluefin

Tuna jenis ini paling sering dipilih oleh para penikmat tuna. Dagingnya mengandung paling banyak lemak dan rasa daripada jenis lainnya. Dagingnya punya warna merah tua hampir ungu.

Ilustrasi sushi dengan daging ikan tuna albacoreShutterstock/Arancio Ilustrasi sushi dengan daging ikan tuna albacore

Jenis ini merupakan jenis tuna paling besar. Banyak tuna bluefin yang memiliki berat lebih dari 450 kilogram. Sebagian besar hasil tangkapan tuna bluefin diekspor ke Jepang dan dijual dengan harga mahal untuk diolah jadi sashimi.

3. Tuna Skipjack

Tuna jenis ini adalah salah satu yang punya harga terjangkau. Biasanya diolah jadi tuna kalengan jenis light chunk. Rasanya sangat kuat dan punya kandungan lemak paling tinggi.

Jenis skipjack merupakan jenis paling kecil di antara jenis tuna lain. Tak pernah memiliki berat lebih dari 12 kilogram.

Seperti namanya, ikan skipjack suka melompat keluar dari lautan. Skipjack juga dikenal sebagai bonito atau “aku”.

Bonito yang dikeringkan dikenal sebagai katsuobushi atau daging ikan tuna skipjack yang dikeringkan. Katsuobushi digunakan secara luas di kuliner Jepang.

4. Tuna Yellowfin

Jenis ini juga dikenal sebagai ahi. Harganya lebih murah dari pada bluefin tapi tidak terlalu jauh kualitasnya. Tuna yellowfin mudah ditemukan di supermarket.

Warnanya pink tua dan punya rasa yang lebih kuat daripada albacore. Ahi mentah dengan kualitas sashimi digunakan untuk membuat poke bowls dan sushi rolls. Yellowfin juga bisa diolah dengan cara di bakar atau dipanggang, serta dikalengkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com