Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masalah di Rantai Pasok Pangan, Timbulkan Limbah Makanan

Kompas.com - 14/10/2020, 21:08 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Food supply chain atau rantai pasok pangan terdiri dari banyak tahapan dan keterlibatan banyak pihak.

Dalam proses tersebut, banyak masalah yang bisa menyebabkan limbah makananfood loss dan food waste.

Advisor of FoodCycle Indonesia Suryadi Nagawiguna menjelaskan bagaimana peran rantai pasok pangan dalam membantu menurunkan limbah makanan. 

Baca juga: Apa Sebab Terjadinya Limbah Pangan? Berawal dari Proses Pascapanen

Masalah dari segi konsumen

Menurutnya, sekitar 30 persen produksi makanan dalam rantai pasok pangan akan terbuang percuma.

Terutama di Asia Selatan dan Asia Tenggara, lebih banyak terjadi food loss di rantai produksi makanan daripada food waste di pihak konsumen.

“Awalnya dari segi konsumen, yaitu dari permintaannya sendiri sering berubah,” kata Suryadi dalam webinar “Foodcycle World Food Day 2020” pada Jumat (9/10/2020).

Termasuk di antaranya adalah selera konsumen akan penampilan makanan yang berubah.

Sementara dari segi komoditas, masalah yang sering muncul adalah dari segi umur produk dan masalah transportasi.

Ilustrasi gudang penyimpanan makanan di kapar pesiarShutterstock/Lenush Ilustrasi gudang penyimpanan makanan di kapar pesiar

Hal itu membuat para produsen kesulitan untuk membuat perkiraan mengenai jumlah produk yang diperlukan dan tempat paling tepat untuk memasarkannya.

“Karena juga dari segi lingkup global ada banyak hal. Kadang kalau prakiraan salah itu ada tempat yang surplus, ada tempat yang defisit,” papar Suryadi.

Selain dari segi konsumen, ada juga penyebab dari luar.

Pandemi Covid-19 yang tidak bisa diprediksi juga membuat masalah baru pada proses rantai pasok pangan.

Masalah di segi operator dan distribusi

Selain di segi permintaan konsumen, ada juga masalah-masalah yang terjadi di segi operator rantai pasok pangan. Baik itu dari segi manufaktur maupun transportasi.

“Hal-hal yang memang perlu terus diperbaiki yaitu dari bagian produksi, kecacatan barang, dan kadang dari segi penganan. Misalnya cold chain (menjaga suhu produk) yang jadi suatu keharusan,” tutur Suryadi.

Sementara di bagian retail dan distribusi, masalah-masalah yang sering terjadi termasuk aturan penyimpanan barang serta manajemen inventaris.

Baca juga: Apa Bedanya Food Loss dan Food Waste? Limbah Makanan yang Jadi Masalah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com