Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Kopi Sedunia, Ketahui Sejarah Munculnya Kopi di Dunia

Kompas.com - 30/09/2020, 18:38 WIB
Nine Fridayani,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

 

4. Kopi menyebar ke Eropa pada abad ke-17

Pelancong asal Eropa yang datang ke Timur Dekat membawa cerita tentang minuman hitam pekat ini ke negara asal mereka. Pada abad ke-17, kopi telah masuk ke Eropa dan menjadi populer di seluruh benua.

Awalnya beberapa orang menanggapi kehadiran minuman kopi dengan kecurigaan atau ketakutan. Mereka sebut minuman kopi sebagai "penemuan setan yang pahit."

Pendeta setempat mengutuk kopi ketika datang ke Venesia pada 1615. Kontroversi itu begitu besar sehingga Paus Klemens VIII diminta untuk campur tangan.

Dia memutuskan untuk mencicipi minuman itu sebelum membuat keputusan. Ia mendapati minuman itu begitu memuaskan sehingga dia memberikannya persetujuan.

Terlepas dari kontroversi tersebut, kedai kopi dengan cepat menjadi pusat kegiatan sosial dan komunikasi di kota-kota besar di Inggris, Austria, Prancis, Jerman dan Belanda.

Kopi mulai menggantikan minuman favorit orang Eropa yaitu bir dan anggur. Kopi diminum saat sarapan untuk memulai hari.

Pada pertengahan abad ke-17, ada lebih dari 300 kedai kopi di London. Kemudian pada pertengahan 1600-an, kopi dibawa ke New Amsterdam, yang kemudian disebut New York oleh Inggris.

5. Ekspansi perkebunan kopi di seluruh dunia

Permintaan minuman kopi terus meningkat, terjadi persaingan ketat untuk menanam kopi di luar Arab. Belanda akhirnya mendapatkan bibit kopi pada paruh kedua abad ke-17.

Mereka mencoba menanam kopi di India, tetapi upaya pertama ini gagal. Kemudian Belanda mencoba kembali menanam kopi di Batavia atau Jawa, Indonesia.

Tanaman kopi justru tumbuh subur di tanah Jawa. Segera setelahnya, Belanda mulai memproduksi kopi secara produktif dan berkembang. Mereka kemudian memperluas budidaya pohon kopi ke pulau Sumatra dan Sulawesi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com