Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Tips Berkebun Hidroponik ala Ignasius Jonan, Pilih Bibit sampai Bikin Tempat Tanaman

Kompas.com - 17/09/2020, 16:16 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Berkebun secara hidroponik menurut Ignasius Jonan bisa dibilang cukup mudah. Mantan Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral ini sendiri telah melakukan hal serupa sejak dirinya pensiun akhir 2019 lalu.

Baca juga: Kisah Ignasius Jonan Berkebun Hidroponik, Manfaatkan Waktu Pensiun

Di masa pandemi Covid-19 seperti ini, berkebun di rumah sendiri bisa jadi salah satu cara mengisi waktu luang di rumah aja.

Untuk memulainya, kamu bisa menyimak 5 hal penting yang harus diperhatikan saat berkebun hidroponik menurut Ignasius Jonan berikut.

1. Beli bibit

Hal pertama yang perlu kamu lakukan setelah alat dan lokasi kebun hidroponikmu selesai diinstalasi adalah membeli bibit.

Menurut Jonan, sebaiknya mempertimbangkan bibit tanaman apa yang ingin kamu beli. Pastikan tanamannya bisa bermanfaat dan mudah dirawat.

Baca juga: Tips Tanam Sayuran dengan Metode Hidroponik di Ruangan Tertutup, Cocok untuk Anak Kos

Jonan sendiri memiliki empat jenis sayuran di area kebun hidroponiknya yang berjumlah total 2000 titik tanaman. Ia menanam kangkung, bayam, sawi, dan selada.

Ignasius Jonan di tengah kebun hidroponik miliknyaDok. Ignasius Jonan Ignasius Jonan di tengah kebun hidroponik miliknya

“Pertimbangannya karena sederhana penanamannya. Ada yang rumit tanamnya yang menghasilkan buah misalnya tomat, lombok, atau cabai. Saya belum sih ke sana. Itu lama soalnya (tumbuhnya),” kata Jonan ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (17/9/2020).

Kangkung dan bayam misalnya, bisa ia panen dalam kurun waktu 2-3 minggu setelah ditanam. Sementara sawi dan selada bisa dipanen sekitar 3-4 minggu setelah ditanam.

2. Menyemai bibit

Langkah kedua adalah menyemai bibit. Hal yang harus diperhatikan ketika menyemai bibit di spons khusus menyemai adalah tangan harus bersih.

“Kalau tangannya kotor gitu nanti enggak tumbuh dia atau tumbuhnya malah jelek,” terang Jonan.

Baca juga: Alat-alat yang Perlu Disiapkan untuk Berkebun Metode Hidroponik

3. Air yang mengalir

Pada sistem berkebun hidroponik tanaman sangat bergantung pada nutrisi dan oksigen dalam air untuk sumber kehidupannya, karena tak menggunakan tanah.

Pipa tempat tanaman diletakkan dalam lubang harus dilewai air yang terus menerus mengalir.

“Jadi pakai kayak pompa kecil yang biasa di kolam ikan atau aquarium itu cukup.”

 

ignasius jonan di tengah kebun hidroponik rumahnya yang terletak di pekarangan rumah miliknyaDok. Ignasius Jonan ignasius jonan di tengah kebun hidroponik rumahnya yang terletak di pekarangan rumah miliknya

4. Ph air

Air tak hanya mengalir saja, tapi harus punya tingkat Ph yang cukup. Untuk bisa tumbuh dengan baik, tingkat Ph air harus berkisar 5,5. Kamu bisa mengukurnya dengan menggunakan alat khusus yang tersedia di toko hidroponik.

Biasanya air ledeng atau air sumur juga bisa digunakan, tapi karena tingkat Ph-nya tidak tepat yakni biasanya di tingkat 7, maka kamu harus menyesuaikannya.

Pasalnya seringkali tingkat Ph yang tidak sesuai jadi alasan banyak orang gagal bercocok tanam hidroponik.

Tips dari Jonan adalah menggunakan air aki sederhana untuk menurunkan tingkat Ph hingga 5,5. Air aki dilarutkan sedikit saja pada tandon air yang akan digunakan untuk hidroponik, tanpa perlu dicampur apa pun.

Baca juga: Cara Tanam Selada dan Sawi dengan Metode Hidroponik, 30 Hari Panen

“Sedikit saja, enggak perlu satu botol. Jadi kalau 50 liter tandonnya, air akinya paling hanya dua sendok. Sambil diukur pakai pengukur disesuaikan,” jelas Jonan.

5. Gunakan kawat kasa

Terakhir adalah menggunakan kawat kasa yang dibuat seakan jadi ‘rumah’ bagi tanaman hidroponik. Gunanya adalah untuk mencegah binatang merusak tanaman tersebut.

Setelah itu biarkan saja tanaman hidroponik milikmu tumbuh apa adanya. Tak perlu terlalu sering dipegang karena kata Jonan, tanaman yang sering dipegang malah akan tumbuh dengan kurang baik.

Sisihkan waktu sekitar 10-15 menit setiap hari untuk sekadar memeriksa aliran air dan tingkat Ph-nya. Selain itu tak perlu ditangani secara berlebihan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com