KOMPAS.com – Pada Hari Raya Galungan, masyarakat Bali merayakannya dengan pesta yang identik dengan beragam kuliner khas.
Untuk Galungan, menurut Guru Besar Pariwisata Universitas Udayana I Gede Pitana, masyarakat Bali merayakannya dengan memasak ragam makanan yang dianggap mewah dibandingkan dengan keseharian mereka.
Biasanya masyarakat Bali memotong aneka hewan untuk diolah jadi masakan. Paling umum adalah babi, tapi bisa juga ayam atau bebek.
Salah satu masakan olahan daging yang sering jadi primadona saat perayaan Galungan adalah timbungan.
Baca juga: 7 Makanan Galungan khas Bali, Tak Hanya Tum dan Lawar
“Timbungan itu adalah daging babi atau daging apa saja boleh, yang dimasak di dalam bambu yang muda,” kata Pitana ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (15/9/2020).
Daging tersebut sebelumnya telah dicampur dengan aneka bumbu khas Bali. Setelah itu daging dan bumbu dimasukkan ke dalam bambu, lalu dimasak dengan cara didekatkan ke tungku masak di dapur.
Pemasakan dengan panas dan asap dari api tersebut butuh waktu yang sangat lama. Bahkan bisa berjam-jam.
Dilansir dari Kompas.com, menurut Chef Komang Adi Arsana yang sempat jadi juri tamu dalam laga Grand Final MasterChef Indonesia season 6, timbungan adalah cara memasak khas Bali.
Timbungan berarti dimasak dalam bambu. Timbungan juga bisa diartikan sebagai cara mengolah masakan berbahan dasar daging hewan jenis unggas, dan ikan yang dimasukkan dalam bambu kemudian dicampurkan dengan rempah pilihan.
Timbungan bisa dibilang salah satu hidangan yang semakin langka di Bali. Pasalnya proses memasaknya bisa dibilang rumit dan butuh waktu lama.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.