Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Odading yang Lagi Viral, Apa Bedanya dengan Cakue?

Kompas.com - 16/09/2020, 09:39 WIB
Yana Gabriella Wijaya,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Odading dan cakue Mang Sholeh (Oleh) menjadi viral akibat video promosinya yang menggunakan kata-kata kasar dan nyeleneh ditambah nada ngegas.

Baca juga: Asal-usul Nama Odading, Berawal dari Celetukan Orang Belanda

Ia menjajakan odading dan cakue, keduanya merupakan roti goreng yang sering dijumpai di pinggir jalan. Walaupun termasuk roti goreng, keduanya memiliki sejumlah perbedaan.

Odading dan cakue terbuat dari adonan yang nyaris sama, tapi soal bentuk, rasa dan tekstur berbeda.

Bukan hanya bentuknya yang terlihat berbeda, melainkan juga ada bahan tertentu yang jumlah takarannya berbeda.

Executive Chef GH Universal Hotel Bandung sekaligus Ketua Indonesian Chef Association Jawa Barat, Anton Kuswendi menjelaskan perbedaan odading dan cakue.

“Sebenarnya adonanya sama tapi rasa dan tekstur odading dan cakwe itu berbeda,” jelas Anton kepada Kompas.com, pada Selasa (15/9/2020).

1. Takaran baking soda dan ragi

“Odading ini adonannya memang seperti roti, tapi orang sering kali memasukkan baking soda ke dalamnya supaya teksturnya ada seratnya dan bagian dalamnya sedikit lembab,” papar Anton.

Baca juga: Cara Membuat Odading yang Lagi Viral, Roti Goreng khas Bandung

Kedua roti goreng ini menggunakan baking soda, tapi takarannya berbeda. Adonan odading menggunakan sedikit baking soda, tetapi cakue penggunaan baking sodanya lebih banyak.

Selain baking soda, takaran ragi pada cakue dan odading pun berbeda. Ragi yang digunakan untuk membuat cakue lebih banyak daripada odading.

Takaran baking soda dan ragi membuat tekstur odading dan cakue pun tak sama. Tekstur cakue lebih berongga besar dan menyimpan ruang udara yang besar pula.

Berbeda dengan odading yang teksturnya lebih padat dan rongga udaranya kecil. Walaupun begitu, keduanya memiliki bagian dalam roti yang lembap dan berserat.

ilustrasi cakwePatricia Dulasi / shutterstock ilustrasi cakwe

2. Rasa dan pendamping makan

Rasa dari keduanya pun tak sama. Odading lebih menonjolkan rasa manis, sedangkan cakue lebih gurih dan asin.

“Cakue juga diberi gula, tetapi tidak banyak. (Rasanya) lebih asin dan penambahan bumbu agar lebih gurih,” jelas chef asli Sunda itu.

Odading rasanya tak begitu manis, biasanya makanan ini disantap dengan teh manis hangat atau teh tawar hangat.

Sementara cakue yang rasanya lebih asin, sering dipadukan dengan saus merah yang rasanya pedas manis.

Ilustrasi roti goreng. SHUTTERSTOCK/IAMNORMIRACLE Ilustrasi roti goreng.

3. Bentuk

Kalau dari segi bentuk, kedua jajanan ini terlihat begitu berbeda. Odading memiliki bentuk persegi dan agak bulat, kalau cakue lebih lonjong dan panjang.

“Karena bentunya odading seperti bantal, banyak orang yang menyebutkan kue itu namanya kue bantal,” kata Chef Anton.

Di Jawa Tengah dan Jawa Timur, ada jajanan yang nyaris sama persis bentuknya. Namanya bolang-baling, tekstur dan bentuk rotinya sama persis.

Namun yang membedakan adalah taburan. Terdapat wijen dan gula pada permukaan bolang-baling. Sehingga teksturnya lebih garing dan renyah berkat gula pasir yang telah digoreng garing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com