KOMPAS.com – Di supermarket kamu mungkin sesekali melihat tipe telur ayam seperti telur organik, cage-free, free-range, omega 3, atau pasteurized.
Namun sebenarnya apa arti kata-kata tersebut?
Baca juga: Apa Benar Tidak Boleh Makan Telur Setengah Matang?
Prof. Dr. Ir. Niken Ulupi, MS., dari Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan IPB menjelaskannya.
Itu merupakan beberapa tipe telur ayam yang biasa dijual secara komersial di pasaran. Masing-masing tipe memiliki perbedaannya masing-masing. Berikut definisinya.
Telur organik pada dasarnya adalah telur yang dihasilkan oleh ayam yang dipelihara secara organik termasuk diberi pakan hanya bahan organik.
“Itu sangat susah karena pakannya semua harus organik tidak boleh ada kimia sedikit pun. Hampir 50 persen sumber energi ayam itu dari pakan jagung,” kata Niken ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (3/9/2020).
“Jadi jagung itu harus ditanam oleh petani yang benar-benar organik. Kalau pupuk yang digunakan juga harus pupuk kandang, bukan pupuk kimia. Sehingga semua bahan organik, itu yang sulit,” sambung dia.
Menurutnya, untuk mendapatkan telur yang benar-benar organik di Indonesia masih agak sulit karena kita tidak bisa menjamin apakah proses pemeliharaan ayam tersebut dan juga pakannya benar-benar dari bahan yang organik.
Kemudian ada juga telur free-range artinya ayam dipelihara dengan tidak intensif. Ayam cenderung dibiarkan, digembala begitu saja di alam terbuka bukannya di kandang.
Ayam yang dipelihara dengan cara ini biasanya ayam kampung karena cenderung lebih tahan hidup di alam. Mereka makan apa adanya saja di alam, sambil sesekali diberikan pakan tambahan.
Ayam yang dipelihara dengan cara free-range bisa jadi lebih sehat juga karena bisa hidup menghirup udara bebas. Jika ayam sehat, maka telurnya juga kemungkinan akan lebih sehat.
Telur cage-free seperti dilansir dari The Spruce Eats artinya adalah ayam yang dipelihara tanpa kandang.
Berbeda dengan free-range yang dipelihara di alam terbuka, ayam cage-free ini dibiarkan berkeliaran bebas tapi tetap di dalam rumah ayam yang besar. Hanya saja tanpa sekat-sekat kandang yang biasanya memisahkan masing-masing ayam.
Hal ini sangat berbeda dengan ayam yang biasa dipelihara di kandang. Biasanya ayam tidak bisa bergerak, bahkan sulit untuk membuka sayapnya.
Kondisi tersebut dianggap tidak terlalu sehat untuk pertumbuhan ayam yang akan berpengaruh pada kualitas telur.