Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/07/2020, 17:26 WIB
Yana Gabriella Wijaya,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Klepon ramai diperbincangkan dua hari belakangan. Camilan tradisional khas Indonesia ini punya sejarah menarik untuk disimak.

Sejarawan makanan sekaligus dosen Departemen Sejarah Universitas Padjajaran Fadly Rahman menjelaskan sejarah klepon.

"Kalau tidak mengenal sejarahnya, masyarakat tidak mengetahui jika klepon adalah makanan warisan leluhur yang sudah tua jejaknya di dalam tradisi kuliner Indoneisa,” Jelas Fadly kepada Kompas.com, Rabu (22/7/2020).

Bukti tertulis paling tua yang memuat klepon ada pada naskah atau pusaka Keraton Surakarta yaitu Serat Centhini yang ditulis pada masa awal abad ke-19.

Baca juga: Resep Klepon Tradisional, Cocok untuk Dijual

Di dalam Serat Centhini beberapa kali disebukan kata “klepon” sebagai bagian dari hidangan yang dipakai untuk suguhan jamuan makan.

Selain itu juga digunakan sebagai acara ritual seperti selamatan atau pesta perayaan. 

Fadly menduga jika jauh sebelum abad ke-19, klepon sudah menjadi kudapan manis yang diproduksi dan dikonsumsi oleh masyarakat Jawa kuno.

“Kenapa? Karena melihat dari bahan yang digunakan seperti tepung beras, kemudian pandan, gula aren sebagai pemanis makanan ini, kemudian parutan kelapa," ujar Fadly.

Baca juga: Resep Klepon Ubi, Sederhana dan Bisa untuk Dijual

Bahan klepon tersebut menjadi bagian dari bahan-bahan pangan yang tumbuh di Jawa.

Fadly menambahkan jika bahan pangan dari klepon juga digunakan sebagai bahan pangan untuk membuat makanan lain, seperti dawet dan cendol.

Ilustrasi klepon, kue tradisional Indonesia. Dok. Shutterstock/Odua Images Ilustrasi klepon, kue tradisional Indonesia.

Namun walaupun disinggung dalam naskah atau pusaka Keraton Surakarta yaitu Serat Centhini, klepon tidak identik berasal dari Surakarta.

Fadly menjelaskan jika klepon bisa ditemukan di kawasan Nusantara lainnya hingga kawasan Asia Tenggara.

Klepon bisa ditemukan di Malaysia dan Singapura. Di Indonesia sendiri klepon juga bisa ditemukan di Bali, Sulawesi, dan Sumatera.

"Artinya, makanan ini jika dianggap sebagai makanan asli dan khas Jawa untuk konteks tersebut kurang tepat," kata Fadly.

Baca juga: Berburu Onde-Onde Wijen Tangkil

Sebab di kawasan lain juga ada klepon tetapi nama dan penyebutannya berbeda.

Fadly mencontohkan jika di Malaysia dan Singapura penyebutan kudapan satu ini bukan klepon, melainkan onde-onde.

Sementara onde-onde yang dikenal masyarakat Indonesia adalah makanan berbentuk bulat yang dilumuri dengan biji wijen dan isinya berasal dari kacang hijau.

Berbeda dengan klepon yang bagian luarnya menggunakan pewarna dari daun pandan yang dicampur dengan tepung beras dan diisi dengan gula aren.

Baca juga: Resep Kue Dadar Gulung, Camilan Tradisional yang Mudah Dibuat

“Artinya penamaannya saja yang berbeda tapi dalam segi bentuknya sama-sama klepon,” pungkas Fadly.

Klepon sering menjadi kudapan yang wajib disajikan saat acara penting seperti hajatan, selamatan, atau kenduri. Klepon juga biasa menjadi salah satu bagian dari kudapan ritual.

Klepon biasanya disandingkan dengan cucur dan kudapan-kudapan manis lainnya dalam menu ritual.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com