KOMPAS.com - Gibran Rakabuming, pengusaha yang mempunyai beberapa bisnis di bidang kuliner.
Bisnis tersebut beberapa di antaranya Markobar menjual martabak kekinian, Goola menjajakan es tradisional dikemas ala kafe, dan Chili Pari di bidang katering.
Baca juga: Gibran Rakabuming Prediksi Industri Makanan Kembali Normal Dua Bulan Lagi
Pada masa pandemi Covid-19 Gibran, seperti pengusaha lain, pun berusaha mempertahankan bisnis miliknya. Bagaimana cara Gibran Rakabuming mempertahankan bisnis kulinernya?
Cloud kitchen merupakan restoran dengan konsep yang hanya menawarkan layanan pesan antar tanpa menyediakan fasilitas makan di tempat.
Baca juga: Apa Itu Cloud Kitchen, Konsep Bisnis Kuliner yang Marak Saat Pandemi
Konsep dapur satu ini dinilai bisa meringankan biaya operasional, karena pelaku bisnis tak perlu menyediakan tempat duduk, membayar pelayan, dan uang sewa restoran.
Ditambah pada masa transisi PSBB ke masa new normal ini, masyarakat masih enggan dan takut mengunjungi restoran untuk dine-in.
"Di tengah musibah ini, kita juga bisa lho. Misalnya brand Mangkok Ku kita masih bisa lho berekspansi buka dua cabang. Tapi konsepnya cloud kitchen," kata Gibran dalam telekonferensi bersama Krista Exhibitions bertajuk "Recovery of the Food & Beverage Industry After Covid-19", Rabu (20/5/2020) malam, dikutip dari salah satu artikel Kompas.com.
Ayah dari Jan Etes itu memilih konsep ini dan mendorong para pelaku bisnis kuliner UMKM juga mengikuti jejaknya.
Sebab, konsep dagang ini bisa menjadi salah satu inovasi dan membuat bisnis kuliner bertahan ditengah masa pandemi Covid-19.
Ia menambahkan, di samping konsep cloud kitchen yang memiliki peluang besar dalam dunia bisnis, restoran tersebut sudah dikenal masyarakat luas.
Walaupun Gibran mulai beralih ke konsep dapur bersama, ia tidak menutup layanan dine-in di restorannya.
"Kalau brand saya kebanyakan tetap butuh dine in, karena makan itu kan kita datang ke kafe atau restoran itu kan sebuah experience. Jadi kalau cloud kitchen ini sifatnya saya kira hanya sementara untuk survive di masa ini," ujarnya.
Gibran lebih mengutamakan layanan makanan berkonsep grad and go. Sebab konsep ini dinilai praktis dan mempersingkat waktu.
"Mereka ini orang-orang yang quick lunch, enggak ribet, enggak bikin meja kerja kotor, inginnya cepat-cepat. Ya karena itu, cloud kitchen ini kita gunakan untuk masa survive saja," pungkasnya.
Gibran juga menyarankan para pelaku bisnis untuk mulai mendigitalisasi proses pelayanan makanannya. Sebab dengan demikian akan mengurangi kontak fisik antar penjual dan pembeli.
"Contohnya, kan biasanya banyak di pinggir jalan itu jualan ayam geprek ya. Itu karena masa-masa Covid-19 ini sebaiknya minyak diganti sesering mungkin. Nah, hal-hal seperti ini yang kadang pelaku UMKM itu enggak engeh," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.