Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Tempat Makan Gudeg di Yogyakarta, dari Mbah Lindu sampai Yu Djum

Kompas.com - 13/07/2020, 15:55 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

 

5. Gudeg Pawon

Berbeda dari gerai gudeg yang lain, Gudeg Pawon buka pada malam hari yakni mulai pukul 21.30-00.00 WIB.

Dinamakan Gudeg Pawon karena para pengunjung bisa langsung mengambil lauk dan makan gudeg di dapur. Dalam bahasa Jawa, Pawon memang berarti “dapur”.

Gudeg Pawon hampir selalu dipenuhi pengunjung. Pasalnya, cita rasanya bisa dibilang agak berbeda dari gudeg pada umumnya. Gudeg Pawon punya dominasi rasa yang manis-gurih.

Gudeg disajikan secara kering, tidak terlalu basah. Arehnya juga hanya menggunakan santan kelapa, tidak menggunakan kethak atau endapan minyak santan.

Gudeg Pawon ini telah ada sejak tahun 1958. Pertama kali dirintis oleh Bu Prapto Widarso, dan menyajikan sambal krecek yang pedas dan ayam kampung yang dimasak berjam-jam.

Gudeg Pawon ada di Jalan Janturan 36-38, Warungboto, Yogyakarta. Harga satu porsi gudeg beserta aneka lauknya di sini cukup beragam tapi masih terjangkau. Sebaiknya siapkan kocek mulai dari Rp 11.000 hingga Rp 25.000.

6. Gudeg Sagan

Gudeg Sagan terletak di Jalan Profesor Dr Herman Yohanes Nomor 53, Caturtunggal. Gudeg Sagan punya tempat makan modern dengan konsep restoran. Restoran ini buka mulai pukul 07.00-24.00 WIB.

Di sini, kamu bisa menemukan gudeg basah dengan ayam kampung yang masih dimasak dengan cara tradisional, yakni menggunakan tungku kayu. Selain itu, ciri khas lainnya adalah kuah gudeg yang sengaja dituang banyak-banyak ke atas seporsi gudeg.

Untuk bisa menikmati Gudeg Sagan ini, kamu tak perlu merogoh kocek yang terlampau dalam. Gudeg di sini dihargai mulai dari Rp 9.000 untuk nasi gudeg saja, dan bervariasi hingga Rp 27.000 tergantung lauk yang kamu pilih.

7. Gudeg Manggar Bu Jumilan

Berbeda dari gudeg pada umumnya, Gudeg Manggar menggunakan manggar atau kembang kelapa muda sebagai bahan utamanya. Itu membuat gudeg ini punya cita rasa yang khas, yakni lebih gurih dan padat.

Penggunaan manggar pun tak bisa sembarangan. Hanya pohon kelapa yang kurang produktif yang manggarnya boleh diambil dan berada di daerah kurang subur.

Pembuatannya pun punya tingkat kerumitan yang relatif tinggi. Salah satu penjual Gudeg Manggar yang legendaris adalah Warung Bu Jumilan.

Warung ini terletak di Jalan Srandakan Km 8, Kabupaten Bantul. Warung ini buka mulai pukul 08.00-15.00 WIB. Siapkan kocek mulai dari Rp 8.000 – Rp 17.000 untuk bisa menikmati gudeg manggar di sini.

Hidangan gudeg di Warung Makan Gudeg B. Djuminten, Jogjakarta, Minggu (6/8/2017).KOMPAS.com/ANDREAS LUKAS ALTOBEL Hidangan gudeg di Warung Makan Gudeg B. Djuminten, Jogjakarta, Minggu (6/8/2017).

8. Gudeg B Djuminten

Gudeg B Djuminten adalah salah satu warung gudeg paling legendaris di Yogyakarta. Yakni sebelum zaman kemerdekaan, tepatnya tahun 1926 dan sudah dikelola oleh tiga generasi.

Gudeg ini punya cita rasa gurih yang khas yang diperoleh dari kuah arehnya. Teksturnya cukup kental, mirip dengan kuah padang. Namun rasa manisnya masih cukup kuat dan berpadu sempurna dengan rasa gurihnya.

Citarasa manis dan gurih ini diperoleh dari proses memasaknya yang cukup lama. Yakni tiga hari satu kali dalam gentong besar berkapasitas satu kuintal.

Gudeg B Djuminten terletak di Jalan Asem Gede Nomor 14, Cokrodiningratan, Jetis, Kota Yogyakarta. Kamu bisa siapkan kocek mulai dari Rp 14.000 – Rp 45.000 untuk bisa menikmati gudeg di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com