Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rendang dan Pangkatnya yang Tinggi dalam Khazanah Kuliner Minang

Kompas.com - 30/06/2020, 10:17 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rendang jadi makanan yang punya kedudukan tersendiri dalam khazanah kuliner Minangkabau atau Minang.

Rendang begitu istimewa, tak pernah absen dalam acara adat orang Minang. Makanan satu ini juga jadi simbol dedikasi dan kehormatan perempuan Minang.

"Boleh saja perempuan Minang jago memasak masakan apa pun, tetapi kalau tidak bisa memasak rendang yang enak, dia jadi bahan omongan,” kata Reno Andam Suri kepada Harian Kompas.

Ia adalah penulis dua buku tentang rendang yaitu Rendang: Minang Legacy to the World dan Rendang traveler: menyingkap bertuahnya rendang Minang.

Baca juga: Perjalanan Gordon Ramsay Bikin Rendang, Blusukan ke Pasar sampai Masak Bareng William Wongso

Proses membuat rendang tradisional membutuhkan waktu yang sangat lama, lebih kurang 24 jam.

Orang Minang dapat dengan mudah membedakan mana gulai, kalio, dan rendang yang dibedakan dari lama waktu memasak.

Oleh karena itu lama memasak rendang tak bisa ditawar. 

Dari berita Harian Kompas pada 2013, Puti Reno Raudhatuljannah Thaib, Ketua Umum Bundo Kanduang Sumbar yang juga ahli waris takhta Kerajaan Pagaruyung, dalam masyarakat Minang berbasis matrilineal (mengikuti garis ibu).

Rumah Gadang di Nagari Limo Kaum, Kecamatan Limo Kaum, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Minggu (19/2/2012). Arsitektur bangunan rumah tradisional ini mengadaptasi arsitektur tahan gempa.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Rumah Gadang di Nagari Limo Kaum, Kecamatan Limo Kaum, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Minggu (19/2/2012). Arsitektur bangunan rumah tradisional ini mengadaptasi arsitektur tahan gempa.

Kepandaian memasak merupakan bagian penting buat perempuan yang ditempatkan sebagai bundo kanduang penguasa rumah gadang.

Betapa tidak, semua perhelatan adat yang diikuti acara makan besar berlangsung di rumah gadang.

”Nah, dalam acara seperti itu makanan selalu jadi bahan pembicaraan. Kalau lezat dipuji orang, kalau tidak digunjingkan orang. Di situ martabat bundo kanduang dan kaum dipertaruhkan,” ucap Puti Reno yang akrab disapa Raudha.

Baca juga: Apa Itu Dadiah? Yoghurt Khas Sumatera Barat yang Dicari Gordon Ramsay

Karena itulah perempuan Minang selalu berusaha menyajikan rendang terenak.

Antropolog dari Universitas Andalas, Nursyiwan Effendi mangatakan salah satu tradisi yang melibatkan masakan rendang adalah 'Makan Bajamba'.

Para pebalap peserta Tour de Singkarak mengikuti tradisi makan bajamba di di Istano Basa Pagaruyung, Tanah Datar, Kamis (8/10/2015).Juara.net/Tulus Muliawan Para pebalap peserta Tour de Singkarak mengikuti tradisi makan bajamba di di Istano Basa Pagaruyung, Tanah Datar, Kamis (8/10/2015).

 

Makan Bajamba merupakan tradisi makan yang dilakukan bersama-sama. Dalam tradisi ini biasanya akan ada satu makanan utama dan beberapa makanan pembuka.

Gulai kepala kambing misalnya sebagai makanan pembuka, kemudian hadirlah makanan utama, tak lain adalah rendang. 

Baca juga: Cicipi Rendang Buatan Gordon Ramsay, Gubernur Sumatera Barat: ‘Lamak Bana’

 

"Jadi karena adanya rendang dalam makanan adat, rendang jadi tergolong istimewa," ujar Nusyirwan.

Nursyiwan menyebutkan tak ada catatan pasti mengenai sejarah rendang.

Namun Reno memperkirakan, rendang awalnya menggunakan daging kerbau bukan sapi.

Khususnya pada masa Raja Adityawarman (1347–1375 Masehi) penguasa Kerajaan Malayapura yang beribu kota di kawasan Minangkabau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com