KOMPAS.com - Bawang merah merupakan salah satu bumbu dapur yang umum digunakan dalam masakan Indonesia.
Bawang merah biasa dipakai dalam bentuk irisan atau dihaluskan bersama bumbu lainnya. Penggunaannya bisa untuk berbagai hidangan, seperti tumisan maupun sup.
Lebih jauh mengenai bawang merah, simak dalam uraian berikut.
Mengenal tanaman bawang merah
Melansir "Bumbu, Penyedap, dan Penyerta Masakan Indonesia" oleh Murdijati Gardjito terbitan PT Gramedia Pustaka Utama bawang merah merupakan tumbuhan semusim yang dibudidayakan di sawah atau ladang.
Tanaman ini dianggap sebagai varietas dari spesies Allium cepa yaitu spesies yang memuat sejumlah besar varietas bawang.
Bawang merah tumbuh baik pada tanah yang subur dan gembur. Semasa pertumbuhannya bawang merah akan menghasilkan umbi berlapis serta batang daun yang rimbun.
Umbi inilah yang kemudian digunakan sebagai bumbu dapur. Tak hanya itu, daunnya pun bisa menjadi pelengkap sajian.
Dalam buku "Sehat Dengan Rempah Dan Bumbu Dapur" oleh Made Astaman dari Penerbit Buku Kompas dijelaskan bahwa tanaman bawang merah berasal dari Suriah.
Kemudian, tanaman ini menyebar ke Eropa Barat, Eropa Timur, dan Spanyol sekitar abad ke-8.
Dari sinilah bawang merah mulai dikenal dan menyebar ke seluruh pelosok dunia, termasuk Indonesia. Pada abad ke19, bawang merah telah menjadi salah satu tanaman komersil di berbagai belahan dunia.
Bawang merah untuk masakan
Bawang merah juga dikenal dengan nama brambang. Kegunaan utama bawang merah yakni sebagai penyedap masakan.
Dalam penggunaannya, bawang merah dihaluskan dan ditumis bersama bumbu lainnya.
Beberapa masakan yang memakai bawang merah di antaranya adalah sambal, gudeg, sambal goreng krecek, dan sup.
Selain itu, bawang merah juga dapat diiris tipis lalu digoreng untuk taburan nasi dan bakmi.
Kenapa bawang merah bikin menangis?
Executive Chef Suwanta dari Hotel Four Points by Sheraton Makassar menjelaskan bahwa kandungan enzim pada bawang merah dapat membuat seseorang memangis saat memotong bawang merah.
Terutama jika potongan bawang tersebut berantakan.
“Ada enzimnya, toh. Ada cairan dalam bawang, yang menyebabkan kalau kita tidak potong secara teratur akan pecah dan dia akan keluar,” jelasnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (5/11/2020).
Dalam buku yang sama, Murdijati Gardjito menyebut bahwa efek ini disebut dengan lachimatory. Lalu, penyebab keluarnya air mata tersebut dikenal dengan nama lachrimator.
Dijelaskan bahwa ketika lachrimator mengenai permukaan mata yaitu kornea, sistem syaraf akan mendeteksi adanya iritasi dan kelenjar lachrimal (kelenjar mata) akan mereseponnya.
Respon yang ditunjukan yakni dengan menghasilkan air mata untuk menghilangkan iritan.
Buku "Bumbu, Penyedap, dan Penyerta Masakan Indonesia" oleh Murdijati Gardjito terbitan PT Gramedia Pustaka Utama dapat dibeli online di Gramedia.com
Buku "Sehat Dengan Rempah Dan Bumbu Dapur" oleh Made Astaman dari Penerbit Buku Kompas dapat dibeli online di Gramedia.com
https://www.kompas.com/food/read/2021/09/20/130300575/mengulik-bawang-merah-bumbu-penyedap-masakan-indonesia