Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perayaan Hari Bacang, Bagaimana Sejarah Hari Sembahyang Bacang?

KOMPAS.com - Hari bacang atau hari sembahyang bacang diperingati tiap tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek/Yinli/Nongli/Lunar. Pada 2021, hari bacang jatuh pada 14 Juni 2021.

Di Indonesia ada beberapa nama untuk menamakan perayaan upacara ini, di antaranya adalah Sembahyang Bacang dan Pehcun (Pekcun).

"Bakcang atau bacang adalah dua jenis yang kata yang kita kenal sehari-hari, sama seperti kata pekcun dan pehcun," kata Guru Besar Studi China Universitas Indonesia Hermina Sutami kepada Kompas.com, Minggu (13/6/2021).

Menurutnya, kedua bunyi itu dilafalkan sesuai dengan daerah di Indonesia, tetapi karakter Han nya tidak berubah.

"Tidak ada nama resmi, bergantung daerahnya. Hari sembahyang bacang jatuh pada tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek/Yinli/Nongli/lunar atau tanggal 14 Juni 2021," ucap Hermina.

Menurut Hermina, upacara sembahyang bacang pada tanggal 5 bulan 5 sudah dilaksanakan oleh masyarakat keturunan Tionghoa penganut ajaran Konghucu di Nusantara sejak zaman Belanda sampai sekarang.

"Inti upacara ini adalah menyajikan bacang di meja altar untuk leluhur, bukan untuk dewa yang bersemayam di rumah yang bersangkutan. Kekhasan sembahyang ini adalah hanya menyajikan bacang, tidak ada makanan lain," kata Hermina.

"Setelah selesai sembahyang, anggota keluarga baru boleh menikmati bacang yang disembahyangkan tadi," lanjutnya.

Sejarahnya upacara sembahyang bacang

Dinasti Zhou adalah dinasti yang sudah berdiri sebelum dinasti Qin yang berdiri pada abad Masehi dengan kaisar pertama yang terkenal, yaitu Qin Shi Huangdi atau The First Emperor.

"Pada masa akhir dinasti Zhou ini, negara terpecah belah dan menyisakan 7 negara yang kuat. Kerajaan Qin merupakan kerajaan terkuat dan mau mengambil 6 kerajaan lainnya," kata Hermina.

Qu Yuan atau Kut Goan, nama yang dikenal oleh peranakan keturunan Hokkian di Indonesia adalah penasihat kaisar kerajaan Chu.


 

Kut Goan menasihati raja Chu agar bergabung dengan 5 kerajaan lain untuk menghadapi kerajaan Qin.

Namun, nasihat Kut Goan tidak digubris raja, bahkan ia disingkirkan. Selama pengasingannya ia sangat sedih hingga berakhir bunuh diri di sungai Miluo pada bulan 5 tanggal 5.

Penduduk yang bersimpati kepada Kut Goan mencari jenazahnya menggunakan banyak perahu, tetapi tidak menemukannya.

Karena khawatir ikan, udang, dan hewan lainya akan memakan jasad Kut Goan, mereka memberi makan hewan air tersebut dengan bacang.

"Versi cerita lain mengatakan bahwa bacang yang dibungkus dengan daun bambu yang berbulu halus (miang) dan memiliki sudut-sudut lancip untuk mencegah hewan laut memakan bacang yang akan diberikan kepada Kut Goan," ujar Hermina.

Itulah alasan mengapa pada hari itu ada lomba perahu naga.

Perkembangan bentuk bacang

Bacang berisi nasi ketan dan dibungkus sedemikian rupa sehingga memiliki sudut lancip yang sulit digigit oleh ikan.

Di Indonesia bacang dijumpai dengan ragam bentuk, tidak hanya berupa limas saja, melainkan persegi panjang.

"Isinya pada umumnya adalah daging babi dan daging ayam yang dimasak kecap, bisa diberi telur asin, jamur untuk menambah kelezatannya," kata Hermina.

https://www.kompas.com/food/read/2021/06/14/110400675/perayaan-hari-bacang-bagaimana-sejarah-hari-sembahyang-bacang-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke