Jaguar Bikin Totok Tewel Seperti Anak Kecil Lagi

Kompas.com - 16/02/2012, 20:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -- Band Jaguar, yang terbentuk pada 1964 di Malang (Jawa Timur), telah membuat gitaris rock tenar Totok Tewel merasa seperti anak kecil lagi. Siapa Jaguar dan mengapa Totok demikian?

Pada 12 Februari 2012, Jaguar berhasil mengajak para penikmat musik era 1970-an untuk bergoyang dan bernyanyi bareng ketika manggung dalam konser Aula Musika: Ajojing Rek, yang digelar oleh dan untuk komunitas Alumni SMA Negeri 3 Malang, di Sudirman City Walk, Jakarta. "Jadi, temanya Aula Musika. Di SMA (Negeri) 3 Malang, tempat kami sekolah dulu, ada kegiatan bermusik di aula. Saya tidak ingat persis kapan itu dimulai, karena saya ikut yang kedua, di tahun 1964," kisah gitaris Entan Kuswanto, dalam wawancara di studio musik miliknya, Odesa Studio, Dharmawangsa Square, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.  

Jaguar dalam konser Aula Musika: Ajojing Rek tampil dengan para personel dari era-era yang berbeda, dari yang awal hingga yang mutakhir. Mereka adalah Bachtiar (vokal), Baruna (vokal), Entan Kuswanto (gitar), Bambang (gitar), Totok Tewel (gitar), Buchaeri atau Heri (bas), Edi Darome (keyboard), Edi Rajab (perkusi, brass, dan flute), dan Cempluk (drum).

Konser tersebut, bagi Jaguar, tak cuma untuk menghibur mereka yang menonton, tapi juga napak tilas perjalanan bermusik grup itu sendiri. "Buat Jaguar sendiri, ini seperti napak tilas. Jaguar biasa membawakan lagu-lagu yang jarang dibawakan band-band lain. Misalnya, lagu-lagu Rolling Stones, yang orang kenal, 'Satisfaction' atau 'Lady Jane'. Tapi, kami enggak bawain itu," kata Entan.

Secara terpisah, ketika diwawancara melalui telepon genggamnya, Totok mengaku harus belajar bermain gitar lagi ketika bertemu dengan para pemusik seniornya dalam Jaguar. "Wah, Jaguar sudah jauh duluan. Mereka dari tahun 1964. Saya sendiri banyak enggak tahu lagu-lagu mereka. Jadi, saya merasa seperti anak kecil lagi, belajar gitar lagi, sewaktu diminta bantuin Om Entan sama Mas Bambang," tuturnya. "Ya, kurang lebih belajar dulu. Lagi pula, musiknya kan enggak jauh beda dengan saya. Jadi, nyambungnya cepat. Saya juga salut dengan semangat mereka," sambungnya.

Selain Jaguar, dalam konser itu manggung pula sejumlah artis musik, dari yang belum terkenal hingga yang ternama. "Ada band alumni SMA 3 Malang, namanya Bhawikarsu. Lalu, Jaguar. Untuk memeriahkan, kami juga undang Achmad Albar, Ian Antono, Abadi Soesman Band, dan Syaharani. Seperti Achmad Albar dan Ian Antono, mereka memainkan lagu-lagu popular mereka. Terus, Abadi terkenal dengan lagu-lagu The Beatles, ya silakan saja. Paling tidak, sampai hari ini tidak ada musik-musik di atas tahun 1990. Kebanyakan masih musik dari tahun 1970-an," jabar Entan.

Ke depannya, Entan berharap Aula Musika tak lagi hanya dinikmati oleh komunitas saja, tapi juga untuk umum. "Kemarin itu bisa dikatakan sebagai titik awal untuk lebih profesional lagi. Yang akan datang, tidak hanya SMA 3 Malang. Panitia Aula Musika saya harapkan profesional, yang mana hasilnya nanti tidak hanya untuk SMA 3 saja, tapi untuk kebaikan sosial lainnya. Paling tidak, ini harus tahunan dan kami punya cabang di kota-kota besar lah, dan tidak tertutup kemungkinan akan diadakan di sana. Misalnya di Bandung, kami bisa bekerja sama dengan band lokalnya. Pada akhirnya, ini harus estafet, harus ada yang meneruskan," harap Entan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com