KOMPAS.com - Institut Teknologi Del (IT Del) melakukan penandatangan kerja sama dengan PT Privy Identitas Digital (Privy) dalam rangka menciptakan otomatisasi pencatatan dan standarisasi kehadiran mahasiswa.
Penandatanganan itu dilakukan pada kegiatan Inagurasi Mahasiswa Baru XXIIII dan Dies Natalis XXII yang mengangkat tema "Fostering Collaboration and Innovation towards Research Excellence" di Sitoluama, Toba, Sumatera Utara.
Baca juga: Kemendikbud: Sistem Zonasi Dihapus Tidak Selesaikan Masalah PPDB
"Pandemi telah menciptakan kebiasaan baru yang tak dapat dilepaskan dari digitalisasi, di mana dunia menjadi semakin terkoneksi dan demokratisasi terjadi hampir di segala bidang. Diperlukan tata kelola yang baik serta kedisiplinan dalam menghadapi situasi tersebut," ungkap Direktur Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan RI, Rionald Silaban dalam keterangan resminya, Sabtu (23/9/2023).
Rionald mengaku, salah satu aspek penting dalam tata kelola perguruan tinggi adalah verifikasi identitas untuk memastikan bahwa akses masuk dan keluar lingkungan kampus dapat dikontrol demi keamanan dan juga akuntabilitas mahasiswa.
Proses verifikasi juga terus berubah seiring dengan pembaruan teknologi, termasuk dengan memindai (scan) kartu identitas yang dimiliki tiap mahasiswa. Meskipun demikian, masih terdapat risiko kehilangan kartu dan penyalahgunaan kepemilikan identitas pada proses tersebut.
Dalam rangka memitigasi risiko yang terjadi, Privy bersama IT Del berkolaborasi menciptakan sistem otomatisasi pencatatan dan standarisasi kehadiran mahasiswa melalui penerapan teknologi continuous-face recognition berbasis identitas digital Privy yang terverifikasi dan telah berinduk ke Kementerian Komunikasi dan Informatika RI.
"Melalui user-centric digital identity, kita dapat menghindari penyalahgunaan dan pencurian identitas. Identitas digital yang diterbitkan oleh Privy berbasis sertifikat elektronik, dimana identitas pengguna telah terlebih dahulu diverifikasi berdasarkan data kependudukan di Ditjen Dukcapil, Kemendagri," kata CEO & Founder Privy, Marshall Pribadi.
Sebagai Penyelenggara Sertifikat Elektronik (PSrE) yang telah berinduk ke Kominfo, Privy sudah memverifikasi lebih dari 42 juta pengguna individu di Indonesia dan dipercaya oleh lebih dari 2.600 perusahaan, serta lebih dari 100 juta dokumen telah ditandatangani secara digital melalui Privy.
Baca juga: Pasar Tanah Abang Sepi, Pakar UI: Barang dari Impor Jauh Lebih Murah
Selain didukung dengan infrastruktur teknologi yang canggih, pengembangan kapasitas sumber daya manusia (SDM) tetap menjadi aspek terpenting dalam tata kelola perguruan tinggi.
Ketua Dewan Pembina The Habibie Center, Ilham Akbar Habibie mengatakan, SDM yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) perlu dikembangkan pada generasi masa depan.
"Salah satu pilar Generasi Indonesia Emas adalah pengembangan SDM unggul yang menguasai iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Tidak ada satupun negara maju di dunia ini yang tidak menguasai iptek," ungkap Ilham.
Ketua Pembina Yayasan Del, Luhut Binsar Panjahitan menegaskan pentingnya penguatan kapasitas SDM yang unggul dan adaptif terhadap perkembangan digital melalui pendidikan tinggi.
Baca juga: Kemendikbud: Ini Perbedaan Seleksi Guru PPPK 2023 Dibanding Sebelumnya
"Saya ingin menekankan penguatan kapasitas SDM dalam menghadapi kondisi ekonomi-politik global saat ini. Sehubungan dengan perkembangan teknologi seperti AI (artificial intelligence/kecerdasan buatan), mahasiswa harus dapat menyikapinya dengan tepat, memaksimalkan potensinya namun tetap waspada terhadap risiko yang ada," ujar Luhut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.