KOMPAS.com - Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Nasional (BSKAP) Kemendikbud Ristek, Anindito Aditomo menyebut, lebih dari 290 ribu sekolah atau 80 persen dari total sekolah di Indonesia sudah menggunakan Kurikulum Merdeka.
"Lebih dari 290 ribu sekolah telah gunakan Kurikulum Merdeka atau sekitar 80 persen sekolah yang ada di Indonesia," ucap Anindito di Jakarta, Minggu (17/9/2023).
Baca juga: Kurikulum Merdeka Jadi Kurikulum Nasional di 2024
Menurut dia, sekolah sudah banyak pindah dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka. Hal itu dikarenakan Kurikulum Merdeka menjadi kurikulum nasional pada 2024.
"Jadi terus berkembang Kurikulum Merdeka dari sejak awal diluncurkan pada 2020 dan terus mengalami pertumbuhan setiap tahunnya hingga tahun ini," ujar dia.
Pria yang akrab disapa Nino ini mengaku Kurikulum Merdeka sudah diterima dengan baik oleh sekolah.
Meski, kurikulum ini belum menjadi kurikulum nasional pada saat ini.
Dia mengungkapkan, ada beberapa alasan Kurikulum Merdeka dihadirkan untuk menggantikan Kurikulum 2013 yang sudah dijalankan selama bertahun-tahun.
Pertama, padatnya materi pembelajaran yang diterapkan dalam Kurikulum 2013.
"Ini pertama kalinya perubahan kurikulum secara eksplisit secara sengaja untuk mengurangi materi (Kurikulum 2013 padat materi). Makin banyak materi, tidak bagus, selama ini dikira bagus itu keliru," tegas dia.
Baca juga: Beasiswa Chevening 2024 Dibuka, Kuliah Gratis Tanpa Batas Usia dan LoA
"Jadi perubahan utama Kurikulum Merdeka adalah memangkas konten. Materi di tiap mata perlajaran kita pangkas sehingga bukunya," tambah Nino.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.