KOMPAS.com - Dunia pendidikan di Indonesia dinilai sedang dalam situasi darurat kasus kekerasan.
Hal tersebut dipaparkan dalam diskusi Philanthropy Sharing Session yang dihadiri Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) dan 54 organisasi penggerak.
Kepala Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemendikbud Ristek, Rusprita Putri Utami memaparkan hasil Asesmen Nasional terkait potensi kekerasan yang dialami murid di sekolah.
“Dari hasil Asesmen Nasional, 34,5 persen murid berpotensi mengalami kekerasan seksual, 36,31 persen murid mengalami perundungan, 26,9 persen mengalami hukuman fisik dan 68 persen satuan pendidikan perlu dibantu untuk mengoptimalkan iklim kebhinekaan,” ungkap Rusprita dalam acara yang digelar Klaster Filantropi Pendidikan (KFP) bersama dengan Perhimpunan Filantropi Pendidikan (PFI) dan Yayasan Guru Belajar (YGB), Rabu (6/9/2023).
Baca juga: Kisah Arum, Guru PAUD yang Raih Beasiswa S2, Lulus dengan IPK 4,00
Rusprita mengatakan, meskipun Puspeka memiliki mandat untuk memberantas kekerasan dalam pendidikan, tetapi upaya penanganan kekerasan di sekolah membutuhkan keterlibatan dari berbagai pihak.
“Kami mengupayakan penanganan ini dengan beragam edukasi ke seluruh pihak, serta pembaruan regulasi tentang pencegahan dan penanganan kekerasan di satuan pendidikan dan perguruan tinggi melalui Permendikbud Ristek nomor 46 tahun 2023 dan Permendikbud Ristek nomor 30 tahun 2021,” kata Rusprita.
Rusprita mengatakan, Kemendikbud kini mendorong sekolah membentuk Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK).
“Puspeka juga mendorong dibentuknya Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) di level satuan pendidikan serta Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (Satuan Tugas) di level dinas pendidikan,” lanjut Rusprita.
Di kesempatan yang sama, Maman Basyaiban sebagai penanggap sesi dari YGB mengatakan bahwa sekolah dengan fasilitas bagus maupun seadanya bisa mendukung pencegahan dan pemberantasan kekerasan.
Baca juga: 11 Beasiswa S2-S3 Pendaftaran September 2023, Kuliah Gratis hingga Tunjangan
“Dari rapor pendidikan sudah ada bukti, ada sekolah dengan fasilitas seadanya namun hasil kompetensi literasi dan numerasi muridnya tinggi, keamanannya baik, manajemen kelasnya baik,” ungkapnya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.