KOMPAS.com - Membaca merupakan jendela dunia. Dengan membaca, maka pengetahuan akan bertambah dan semakin luas.
Guna menumbuhkan minat baca masyarakat Indonesia, Gramedia menggelar Pesta literasi pada 1-3 September 2023 lalu. Berlangsung di Taman Ismail Marzuki, acara ini dihadiri oleh berbagai kalangan, komunitas baca, penulis, hingga public figure.
Baca juga: Najwa Shihab: Ada 4 Miskonsepsi dan Tantangan Literasi di Era Digital
Salah satu pembicara, Najwa Shihab mengungkapkan bahwa kebiasaan membaca tumbuh dari rumah.
Seperti yang ia rasakan kini, kesukaan membaca buku nyatanya sudah ditanamkan sejak kecil oleh kedua orangtua.
“Saya merasa beruntung karena lahir di keluarga yang menempatkan membaca sebagai aktivitas utama, saya ingat saya sudah suka membaca bahkan saat saya belum bisa membaca. Ibu saya selalu membacakan buku dan pengalaman keluar rumah saya juga selalu ke gramedia,” ujar Najwa.
Najwa yakin, menanamkan minat membaca itu seharusnya dilakukan oleh keluarga.
“Saya percaya keluarga itu fondasi utama untuk menumbuhkan minat membaca kepada anak,” ujarnya.
Baca juga: Rendah di PISA 2018, Nadiem Makarim Siapkan 5 Strategi Ini
Najwa memberikan pandangan bahwa anak sudah membaca dan mengeja saja tidak cukup.
Menurutnya, tugas orangtua selanjutnya adalah mengajarkan anak untuk memahami dan dapat menyimpulkan apa yang sudah dibaca.
Selain itu, ia juga menambahkan bahwa banyak orangtua yang hanya berlomba-lomba supaya anak cepat bisa mengeja dan berpikir tugasnya sudah selesai saat si anak sudah bisa mengeja.
“Bisa membaca tidak sama dengan suka membaca karena itu dua hal yang berbeda. Terkadang orang tua merasa tugasnya sudah selesai ketika anaknya bisa mengeja. Tetapi, sebenarnya tugas sesungguhnya adalah apakah anak kita bisa memahami dan menyerap apa yang dia baca,” kata Najwa.
Baca juga: Asesmen Nasional 2021, Apa Itu Literasi Membaca dan Literasi Matematika?
Banyak anak yang kesulitan menjawab saat ditanya apa kesimpulan atau apa yang dia pahami dari buku yang sudah dibaca
“Padahal, anak yang bisa membaca saat di tes seberapa paham dia atas apa yang dibaca dan menarik kesimpulan si anak belum tentu bisa memahami,” ujarnya.
Najwa menambahkan bahwa kebiasaan membaca yang sudah ada di keluarganya, membuatnya menjadi cinta dan menyukai buku. Terlebih, profesinya sebagai jurnalis yang mengharuskannya untuk membaca berbagai macam referensi.
Najwa turut prihatin atas fenomena generasi muda saat ini yang lebih menyukai membaca informasi di media sosial dibandingkan membaca buku.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.