KOMPAS.com - Kualitas udara di Indonesia sedang tidak baik. Bahkan, menjadi terburuk di dunia per Rabu (16/8/2023) siang.
Dikutip dari laman IQAir pukul 14.13 WIB, US Air Quality Index (AQI US) atau indeks kualitas udara di Ibu Kota tercatat di angka 167 dan duduk di peringkat pertama kota dengan polusi terburuk di dunia.
Baca juga: Satu University Milik Binus Sasar Kalangan Menengah dan Bawah
Untuk nilai polutan utamanya yakni PM 2,5 dan konsentrasi 86.4 µg/m³ (mikrogram per meter kubik).
Dengan adanya hal itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendukung wacana work from home (WFH) bagi orangtua dan belajar dari rumah bagi anak-anak.
"Saya kira seruan banyak orang agar orang dewasa WFH sangat baik ya, begitu juga anak anak. Sambil menunggu udara normal kembali," kata Wakil Ketua KPAI Jasra Putra dalam keterangan resminya, Rabu (16/8/2023).
Dia mengaku, hak kesehatan anak penting diupayakan sejak dini, sebagaimana cita-cita UU Kesehatan yang baru agar anak-anak memiliki modal kesehatan yang tinggi sejak dalam kandungan.
"Saya kira Indonesia sudah punya pengalaman WFH dan belajar dari rumah. Sekolah pun sudah menggunakan Kurikulum Merdeka Belajar yang mengatur sekolah bisa di sekolah dan di luar sekolah sehingga lebih baik mencegah daripada mengobati," katanya.
Hal ini, menurut dia, penting mengingat kondisi fisik anak tidak sekuat orang dewasa.
Baca juga: IPB Berikan Golden Ticket untuk 15 Ketua OSIS, Berikut Namanya
"Bila mereka mengalami sakit, tidak mudah mendeskripsikan atau menjelaskan. Kebutuhan bermainnya, kadang mengalahkan apa yang dirasanya. Padahal mereka butuh diselamatkan dalam polusi udara ekstrem dan suhu tinggi di Jakarta," katanya.
Dia berharap, anak-anak juga diajak aktif menjadi pengurang dampak polusi udara ekstrem ini.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.