KOMPAS.com - Dalam gerakan Merdeka Belajar Episode ke-24 terdapat tiga target perubahan yang diharapkan dapat tercapai di tahun ajaran baru 2023/2023.
Target tersebut yaitu menghilangkan tes calistung dalam masa penerimaan siswa baru, menerapkan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), serta berharap satuan PAUD dan SD dapat menerapkan sistem pembelajaran yang menyenangkan untuk membangun kemampuan fondasi.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim menekankan, tranformasi di tingkat PAUD ini kata kuncinya adalah menyenangkan.
Karena kalau pengalaman anak-anak PAUD tidak menyenangkan, siswa akan selama-lamanya mengasosiasikan pembelajaran dengan suatu beban.
Baca juga: Beasiswa Indonesia Bangkit Kemenag 2023: Bisa Kuliah S1-S3 Gratis
Belajar bukan menjadi sesuatu yang asik, seru dan menyenangkan dan itu adalah kunci obyektif terpenting dalam transisi PAUD ke SD ini.
Nadiem menerangkan, transisi PAUD ke SD yang menyenangkan ini penting dilakukan untuk mengubah miskonsepsi zaman dulu harus segera disingkirkan dan pemikiran cara baru harus disebarkan bersama.
Menurut Nadiem, yang perlu dilakukan yakni menyadarkan seluruh pihak bahwa periode usia dini tidak berhenti di PAUD saja.
Nadiem menjelaskan, bahwa peserta didik SD kelas awal juga masuk kategori usia dini. Perlu memastikan setiap sekolah ini mengerti dan kepala sekolah SD mengerti bahwa dari PAUD selama 2 tahun sampai SD 2 tahun pertama itu harus menjadi satu kesatuan.
"Harus menjadi kesatuan. Kita harus memikir strateginya sebagai hal yang bukan terpisah tetapi tersambung dan itu kuncinya. Nah makanya proses pembelajaran di PAUD dan SD itu harus berkesinambungan. Suasana belajar di kelas awal SD harus sama menyenangkannya dengan saat di PAUD. Enggak bisa tiba-tiba," urai Nadiem dalam acara Komitmen Berasma Bund PAUD untuk Mendukung Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan yang disiarkan langsung di YouTube Kemdikbud, Rabu (7/6/2023).
Nadiem menerangkan, perubahan yang tiba-tiba justru bisa membuat syok anak-anak. Saat berada di PAUD anak-anak diajak bermain dan senang dengan permainan namun tiba-tiba di SD kelas 1 dan 2 justru merasa stres dan beban. Hal tersebut tidak bisa.
Baca juga: Cerita Asep, Bisa Lulus S1 Tanpa Skripsi di UM Surabaya
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.