KOMPAS.com - Orangtua harus peka akan keterlambatan bicara atau speech delay pada anak-anak.
Speech delay pada anak dikarenakan faktor internal hingga faktor eksternal.
Faktor internal berhubungan dengan jenis kelamin, keturunan atau genetik, dan fisik anak berupa malfungsi neurogis.
Sementara faktor eksternal lebih berkaitan dengan jarak kelahiran, sosial ekonomi, tingkat pendidikan, dan stimulasi oleh orangtua atau pengasuh.
Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Sri Lestari menyebut untuk mengevaluasi anak dengan gangguan bicara, orangtua tidak boleh melakukan diagnosa sendiri dan perlu berkonsultasi pada ahli.
Baca juga: Indonesia Urutan Ke-3 Fatherless Country, Psikolog UGM Sebut 5 Dampaknya
Namun, keanehan atau red flag dalam perkembangan bahasa sejak anak usia bayi, seperti tidak respon ketika dipanggi umur 6 bulan dapat menjadi skrining awal bagi orang tua.
"Apalagi jika dilihat data di Indonesia yang di rilis Kemenkes pada 2015, angka keterlambatan bicara pada anak di Indonesia termasuk tinggi berada pada angka 68 persen. Tentu saja penting bagi orang tua untuk memantau keterlambatan perkembangana anak karena kelalaian sekecil apapun dapat mengakibat berdampak pada afektif, kognitif maupun kemampuan bersosialisasi di kemudian hari," kata Tari dilansir dari laman UM Surabaya.
Menurutnya, pada konteks faktor eksternal, stimulasi dari orangtua atau pengasuh mengambil peranan yang sangat penting.
Jadi, orangtua bisa mencegah speech delay atau lambat bicara dengan melakukan beberapa hal di bawah ini.
1. Beri perhatian
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.