KOMPAS.com - Tidak hanya pada orang dewasa, obesitas bisa terjadi pada anak-anak. Obesitas anak menimbulkan risiko sindrom metabolik saat menginjak usia remaja pada rentang 13 hingga 18 tahun.
Risiko tersebut berpotensi menderita infeksi penyakit sindrom metabolik. Yaitu, risiko penyakit kencing manis (diabetes melitus), penyakit kelainan jantung (jantung koroner), kolesterol tinggi (hiperkolesterol), hingga darah tinggi (hipertensi).
Baca juga: Siswa SD hingga SMA Libur Sekolah pada 1-4 Juni 2023, Ini Infonya
Pakar Kedokteran Anak Unair, Nuril Widjaja mengungkapkan telah ada penelitian pada remaja usia 13-18 tahun di Surabaya dan Sidoarjo.
Hasilnya, 52 persen remaja obesitas mengalami obesitas berisiko sindrom metabolik.
Multifaktor mempengaruhi obesitas. Misalnya, lingkungan, gaya hidup (sedentary lifestyle), kelainan perubahan fisiologi tubuh, kelainan metabolisme, dan psikologi.
Genetik juga memainkan peran penting dalam terjadinya penurunan obesitas kepada anaknya.
"Jika salah satu atau kedua orang tua memiliki riwayat obesitas. Maka, risiko menjadi obesitas pada anak menjadi lebih besar," kata dia mengutip laman Unair, Jumat (16/5/2023).
Tanda gejala klinis jika anak mengalami obesitas adalah wajah membulat, pipi tembem, dagu rangkap, leher relatif pendek, dada membusung, payudara membesar. Postur badan juga mengalami pembesaran.
"Ditandai dengan perut buncit dan dinding perut membulat. Anak tampak tembem dengan muka membulat, tampak penumpukan lemak di perut, paha, dan lengan," tutur dia.
Dosen Fakultas Kedokteran Unair ini mengatakan upaya pencegahan obesitas dapat sesuai rentang umur anak.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.